Berdasarkan data dari Gavi.org, pandemi Covid-19 ini telah melanda 237 negara di dunia dan telah memberikan tantangan tersendiri untuk setiap jenjang pendidikan, dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya pandemi covid-19 telah merubah tatanan gaya hidup sebagian besar penduduk di dunia, termasuk dunia pendidikan, yang semula semuanya dilakukan secara tatap muka, tapi saat ini proses pembelajaran harus beralih hampir sepenuhnya secara online.
Berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Bapak Nadiem Makarim, memaparkan bahwa untuk setiap sekolah diseluruh Indonesia agar bisa melakukan pembelajaran secara daring/online. Hal ini diperlukan untuk mencegah dan memutuskan rantai penyebaran Covid-19. Kebijakan pelaksanaan pembelajaran online bagi siswa telah di tetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19 dan diperkuat dengan Surat Edaran Sekretaris Jenderal nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) selama darurat Covid-19 yang menyatakan bahwa tujuan BDR adalah untuk memenuhi standard pendidikan melalui pemanfaatan teknologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer atau gadget yang saling terhubung antara siswa dan guru (Astini, 2020).
Kebijakan ini masih diberlakukan sampai saat ini di bulan Agustus 2021, dikarenakan situasi penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia yang masih belum bisa dikondisikan bahkan pada akhir bulan Juni 2021 kasus Covid-19 bahkan mengalami rekor peningkatan kasus mingguan tertinggi di Indonesia hingga mencapai 125.396 kasus. Hal ini menandakan adanya gelombang kedua covid-19 di Indonesia, yang tentu saja pelaksanaan segala aktifitas masyarakat di Indonesia perlu di batasi kembali dan akhirnya pemerintah pun memberlakukan PPKM yang dimulai sejak 30 Juni hingga 9 Agustus 2021.
Pelaksanaan pembelajaran secara online selama pandemi menyebabkan adanya pergeseran peran antara guru dan orang tua atau orang yang mendampingi siswa belajar selama pembelajaran online. Hal ini dapat dimaknai bahwa orang tua atau walimurid selain menjadi orang tua yang sebenarnya di rumah, mereka juga berperan sebagai pendamping siswa belajar di rumah atau bisa dikatakan sebagai guru dirumah.
Pada tulisan ini saya akan fokus membahas terkait dengan pengaruh pembelajaran online terhadap hasil belajar siswa di SDN Babakan Turi, Pulo Merak, Kota Cilegon, Banten. untuk mengetahui pengaruh tersebut, saya melakukan penelitian dengan membagikan kuesioner dalam bentuk Google Form, yang mana pertanyaannya terdiri dari 10 pertanyaan untuk siswa dan 5 pertanyaan untuk orangtua/orang yang mendampingi siswa tersebut. Selain itu saya pun mendapatkan fakta-fakta lainnya berdasarkan hasil wawancara singkat kepada guru-guru di SDN Babakan Turi serta pengamatan saya selama melaksanakan KKN di sekolah ini.
Secara umum, para siswa di SDN Babakan Turi, masih menggunakan smartphone milik orangtua mereka dalam proses pembelajaran online, dan hanya sedikit siswa yang sudah mempunyai smartphone sendiri. Hal ini dikarenakan masyarakat dilingkungan sekitar sekolah tersebut, cukup banyak keluarga dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan dan kurang mampu, sehingga untuk membeli smartphone saja merupakan hal yang sulit bagi mereka. Kemudian selama proses pembelajaran online, rata-rata siswa disekolah ini di dampingi sepenuhnya oleh orangtua mereka dan sebagian kecilnya merespon tidak selalu didampingi orangtua ketika mereka sibuk. Namun, ini menunjukan bahwa hampir semua orangtua siswa di SDN Babakan Turi, sangat peduli untuk keberhasilan anaknya dalam mengikuti proses pembelajaran online.
Para siswa di sekolah ini ketika di tanya terkait “apakah kamu menyukai proses pembelajaran online?”, jawaban mereka pun bervariasi, namun rata-rata menjawab tidak suka pembelajaran online karena banyaknya tugas-tugas yang perlu dikerjakan dan kurangnya pemahaman akan materi pelajaran khususnya matematika. Sebagian responden lainnya menjawab tergantung situasi & kondisi, dan ada pun yang menyukai pembelajaran online, bagi yang menyukai pembelajaran online, hal ini karena didukung oleh smartphone yang mumpuni, waktu pembelajaran yang fleksibel, dan mudahnya orangtua dalam memantau proses belajar anaknya.
Perihal apakah selama proses pembelajaran online ini terdapat peningkatan kemampuan siswa, rata-rata siswa menjawab tidak adanya peningkatan, yang ada malah penurunan kemampuan siswa dalam belajar, dan sebagian menjawab biasa saja dan sebagian kecilnya menjawab terjadi peningkatan kemampuan. Bagi yang terjadi peningkatan kemampuan belajar, hal ini karena tingginya tingkat kepedulian serta bimbingan dari orangtua kepada siswa dan banyaknya fasilitas yang diberikan kepada siswa tersebut hingga membuat siswa merasa nyaman dan senang.
Secara umum, selama proses pembelajaran online di SDN Babakan Turi, lebih banyak siswa yang mengalami peningkatan nilai dari pada yang mengalami penurunan nilai, dan penyebab hasil belajar siswa yang mengalami kenaikan atau banyak yang mencapai KKM selama pembelajaran online daripada saat pembelajaran tatap muka karena setiap ada tugas-tugas dari guru, pada umumnya para orangtua lah yang selalu mengerjakan tugas-tugas siswa di rumah. Penyebab hal ini bisa terjadi, dipengaruhi dari faktor orang tua yang selalu ingin membantu agar nilai anaknya memuaskan, kemudian dari siswa sendiri yang terkadang susah untuk memahami tugas-tugas yang diberikan oleh guru sehingga selalu bertanya dan akhirnya memberikan sepenuhnya tugas-tugas tersebut kepada orangtua mereka, dan terakhir ada faktor dari sarana dan prasarana baik disekolah/dirumah siswa yang terbatas.
Selain itu, saya pun memberikan pertanyaan penilaian dari angka 1 – 5 untuk mengukur sejauh mana kemampuan membaca, menulis, dan berhitung pada seluruh siswa di SDN Babakan Turi. Dan didapatkan hasil yang cukup memuaskan. Untuk kemampuan membaca siswa, sudah cukup banyak yang bisa dikategorikan (A) sudah bisa membaca dengan baik dan lancar, kemudian untuk kemampuan menulis siswa, rata-rata dikategorikan (B) sudah bisa menulis sesuai standar dan cukup rapih, dan untuk kemampuan berhitung, rata-rata dikategorikan (B) sudah bisa menyelesaikan dasar-dasar perhitungan ( x - + : ).
Untuk membuktikan data penilaian calistung diatas, saya pun mengamati dan menguji langsung siswa kelas iii (hanya mengamati), kelas v & kelas vi yang bersekolah disini. Untuk kategori membaca, rata-rata sudah lancar membaca dengan baik, bahkan ada yang sudah expert, namun disisi lain ada beberapa siswa yang hampir tidak bisa membaca, hal ini tentu sungguh memprihatinkan dan perlu bimbingan lebih dari guru maupun orangtua siswa tersebut agar kemampuan siswa ini dapat seimbang dengan anak seumurannya. Kemudian untuk tulisan mereka, rata-rata tergolong sudah pandai menulis, namun masih perlu bimbingan agar bisa lebih rapih dan ada jeda antar kata agar mudah dibaca. Dan terakhir untuk kategori matematika, rata-rata siswa masih bingung cara menyelesaikan perhitungan matematika dasar, padahal mereka bisa menjawab benar ketika ditanya secara langsung tanpa proses berhitung. Mungkin karena siswa sudah lama tidak masuk ke sekolah secara tatap muka, yang menyebabkan sebagian besar siswa lupa cara mengerjakan perhitungan matematika, khususnya perkalian dan pembagian.