Lihat ke Halaman Asli

Lily Ong

Menikmati indahnya Keselarasan

Kerajaan Kandang Weusi (Bagian II)

Diperbarui: 26 Januari 2020   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menerima Ilmu dari Guru Besar Nurseno SP (by:P4K-KandangWeusi)

Sebagaimana yang gue ceritakan di bagian I, gue dan tim dokumentasi berkesempatan  dapet job buat meliput sebuah acara  di Keratonan Kerajaan Kandang Weusi dan sekaligus melakukan kunjungan kerja. (kerja sambil jalan-jalan maksudnya). Gue, Didiet, Patrick dan Rita, tim dokumentasi dari DigiTake Fotografi berangkat ke sana selama empat hari.

Yang seru dari perjalanan kerja gue ke Kerajaan Kandang Weusi ini adalah gue dapat kesempatan buat belajar ilmu Syahbandar Kari Madi (SKM). Satu hal yang sangat hebat untuk gue. Seorang cewek yang biasanya berolah raga dengan berjalan memutari Mall, mencoba mencium tanah dengan mempelajari ilmu warisan leluhur nusantara.

Ilmu Syahbandar Kari Madi (SKM), ilmu ini merupakan olah raga sekaligus olah batin yang berasal dari Kerajaan Kandang Weusi dan merupakan cirikhas dari Kerajaan ini.  

Menurut kisah masa lalu, wilayah Kandang Weusi ini dulu merupakan tempat bertapa raja2 jawa sebelum mereka naik tahta. Paham kan kesaktian raja jawa dulu.

GB mengarahkan murid SKM untuk berbuat kebaikan (By: Lily)

Nah, ilmu olah batin SKM ini sebenarnya sudah ada dari masa lampau dan lalu ditemukan dan diangkat lagi ke permukaan oleh Guru Besar SKM ini, Pak Nurseno yang biasa dipanggil GB oleh murid-murid SKM. inilah yg diyakini mengenai asal mula ilmu bela diri SKM.

Mengenai ilmu bela diri SKM, gue dan tim awalnya berbincang dengan Bapak Nurseno SP mengenai kehidupan dan pemahaman SKM, lalu  setelah gue memahami, gue bisa menyimpulkan bahwa dengan pemahaman ilmu SKM sendiri membuat kita menyatu dengan alam semesta. Membuat kita melihat kehidupan yang kita jalani ini dengan riang gembira dan bukan hidup yang penuh dengan keluh kesah dan tidak bersyukur.

GB memberi pelatihan pada murid di Keratonan. (By: Lily)

Pernahkah elo berterima kasih kepada tanah yang lo pijak? Kepada air yang lo minum? Kepada udara yang lo hirup? Api yang menghangatkan lo?

Elo pasti menjawab "Gue berterima kasih koq kepada Tuhan yang telah menciptakan seisi dunia ini. Itu memang merupakan suatu kewajiban."

Tapi gimana rasanya jika elo selama ini bekerja di suatu perusahaan, bekerja mengerjakan pekerjaan dari klien, tapi tidak ada penghargaan ataupun terima kasih dari penerima jasa lo?  Dimana si klien merasa kewajibannya hanya membayar saja ke perusahaan tempat lo kerja dan elo gak dianggep. Sebel dong rasanya, begitulah kira-kira.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline