Kerap kali kesalahan yang pernah kita buat itu, bukan dipertanyakan oleh orang lain, melainkan dipertanyakan oleh nurani kita sendiri.
Sanggup atau tidaknya untuk melewati masa itu adalah konsekuensi yang harus kita terima atas kehilafan kita dalam membuat kesalahan. Nah, yang jadi pertanyaan... Sampai Kapan? dan Apakah tidak ada solusinya?
Seringnya manusia kalau sudah membuat kesalahan, tidak mau mengakui bahwa dia salah. Seringnya juga manusia kalau sudah terlalu menggembar-gemborkan kesuksesannya dan lalu jatuh tabrakan ke lantai yang dalam, lalu merasa minder and rendah diri. Ini adalah masalah EGO. Keberadaan ego ini, bukannya membantu dia keluar dari keterpurukan itu, melainkan malah membuat dirinya semakin rendah di mata orang lain.
Bayangkan saja... Kamu pernah berbuat salah terhadap seseorang, namun kamu sudah sadar bahwa kamu salah. Tetapi, kamu tidak sanggup untuk meminta maaf ataupun mengubah sikap karena kamu gengsi. Yang justru kamu lakukan adalah memasang tawa yang selebar-lebarnya di depan orang yang sudah kamu salahi itu, menyanyi-nyanyi seolah-olah dunia tidak punya masalah sama sekali, dan bergerak dengan bahasa tubuh yang arogan yang menyatakan seolah-olah "Gue hebat dan masih hebat". Padahal, orang lain sudah tau, kalau kamu itu sedang berkecil hati.
Loh, jadi kenapa ego itu masih disimpan? Begitu menjeritnya kah hatimu sehingga tidak lagi mampu mendengar suara halus dari nurani putih itu? Begitu kacaunya kah pikiranmu sehingga tidak lagi mampu menganalisa keadaan sekitarmu?
Jelek loh. Itu sangat jelek kelihatannya. Udah salah, ngeyel. Udah salah, tetap aja jaga gengsi. Kalau memang begitu malunya sampai tak lagi sanggup untuk meminta maaf, jangan menampakkan diri seperti ketoprak humor di depan orang lain. Biasa aja kan bisa. Selayaknya manusia normal.
Bagi semua pembaca. Kita sering tidak sadar jika kita berada di depan orang yang sudah kita salahi, ego kita membuat kita jadi salah tingkah. Kalau ego itu kita hilangkan, walaupun belum mampu kita hilangin rasa malu untuk mendekatkan diri, setidaknya itu akan membuat bahasa tubuh kita lebih kalem. Jadi, tolong diperhatikan. Jangan sampai kelihatan seperti Lenong Bocah di depan orang lain hanya gara-gara ingin tampil cool, normal, seolah tidak ada kejadian.
Salam renungan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H