Lihat ke Halaman Asli

Masuk Psikologi, Nanti Kerja Apa?

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1396788740789372112

Lagi lagi saya terpikir untuk menulis ulang artikel dengan tema yang hampir sama dengan artikel yang pernah saya publish di Kompasiana (judulnya Mahasiswa Psikologi Bukan Calon Dukun). Nggak tahu kenapa, rasanya topik ini (masih) hangat untuk dibicarakan di kalangan masyarakat.

Awal mula saya tertarik menulis artikel ini karena pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang teman mama kepada saya “anak Tante nanti  mau masuk Psikologi, kerjanya apa ya kalo udah tamat?”. Mungkin pertanyaan yang sama sudah atau akan dilontarkan oleh orang tua yang masih awam dengan fakultas psikologi. Mereka khawatir dengan masa depan si anak apabila salah masuk fakultas. (Dulu waktu saya mau masuk psikologi, orang tua ada nanyain juga nggak ya? Haha...)

Fakultas ekonomi erat dengan pekerjaan seorang akuntan. Sarjana dari fakultas hukum umumnya menjadi seorang pengacara. Fakultas teknik yang memiliki banyak jurusan pun punya pekerjaan yang menjadi identitas mereka masing-masing. Lalu bagaimana dengan sarjana psikologi? Hanya menjadi sarjana psikologi saja tak lantas menjadikan kita sebagai seorang psikolog. Kamu harus melanjutkan ke jenjang Magister dulu. Fiuh repot juga ya!

Seorang dosen pernah membahas topik ini di kelas. Dari pembahasan singkat tersebut, ternyata cukup banyak lho pekerjaan yang bisa dilakukan oleh sarjana psikologi. Mari kita sebutkan satu per satu.

1) Human Resource Development. Pekerjaan ini biasanya menjadi incaran sarjana psikologi. Kerjanya sih enak di perusahaan. Tapi tugasnya nggak mudah, yaitu menjadi perantara antara karyawan dan atasan. HRD akan menjadi tempat karyawan mengeluarkan  unek-uneknya selama bekerja. Yah inilah salah satu keahlian sarjana psikologi, jadi pendengar yang baik :D

2) Trainer. Nah, selama kuliah, mahasiswa psikologi diajarkan untuk menjadi trainer melalui beberapa mata kuliah praktis seperti Pelatihan. Bahkan mahasiswa juga diajarkan gimana cara merancang pelatihan yang baik. Menjadi trainer membutuhkan kemampuan observasi yang baik dan itu diajarkan juga selama perkuliahan.

3) Tester dan Korektor Psikotes. Sambil mengerjakan skripsi, saat ini saya sedang magang di sebuah biro psikologi untuk belajar menjadi tester-korektor. Bisa dikatakan pekerjaan ini juga menjadi salah satu andalan mahasiswa psikologi. Kemampuan menjadi tester dan korektor psikotes adalah suatu keharusan! ;)

4) Konselor. Konselor adalah pekerjaan di mana kita memberikan bantuan (membuat keputusan atau memecahkan masalah) kepada orang lain. Ketika menjadi konselor, kita perlu memiliki 4 keahlian utama yaitu kemampuan mendengar, analisis, observasi, dan wawancara. Dan keempat hal itu akan kamu dapatkan selama jadi mahasiswa psikologi. Saya merasa sangat beruntung karena kampus saya mengadakan pelatihan Peer-Counselor, sehingga saya bisa belajar menjadi konselor untuk teman sebaya selagi menjadi mahasiswa. Nggak heran kan kalau mahasiswa psikologi sering jadi tempat curhat?

5) Aktivis Sosial. Biasanya pekerjaan ini dilakukan oleh sarjana dari departemen Psikologi Sosial. Mereka bekerja di LSM tertentu. Saya mengetahui beberapa sarjana psikologi memilih untuk menjadi aktivis sosial di LSM.

6) Lanjut Magister Psikologi. Kalau udah lanjut Magister Psikologi, jalan untuk memilih pekerjaan juga semakin besar. Bisa menjadi psikolog, konsultan perusahaan, atau bahkan membuka biro psikologi sendiri.

Nah, jadi sekarang kamu udah nggak takut lagi kan masuk psikologi? Buat orang tua dan adik-adik yang awalnya ragu, sekarang nggak perlu ragu lagi. Psikologi adalah salah satu bidang ilmu yang akan sangat dibutuhkan beberapa tahun ke depan. Nggak percaya? Cobain deh. –LS-

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline