Lihat ke Halaman Asli

Sudah Terlewat Masa

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com



Jika menyerah bukan berpadan pasrah,

Untuk apa lusa berkeluh mengeluh,

Mati saja..!

Bunga mu merekah berbuah lalu berbiji,

Di taman dengan perawatan kelas VVIP.

Sini bijimu akan kembali menumbuhkan sekar,

Hanya menunggu roda-roda itu mengganti giliran,

Sedang kering berbadai pasir,

Pucuk-pucuk duri membikin perih terbawa-bawa.



Kadaluarsa membalik arah,

Seperempat abad membuat iri,

Meringis merintih yang ingin begini,

Sudah terlewat masa bila tergoyah,

Jaga atau abaikan, cari jalan masing kehidupan.

Lengser generasi tak hapuskan tradisi.



Mekar, mekar dikerubut kumbang.

Sekarang atau nanti, akan berulang.

Merekah berbuah lalu berbiji, menanti pelayanan ala menteri.

Bingung bimbang arahkan jalan.

Ayah bunda berikan acuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline