Lihat ke Halaman Asli

Cinta Sederhana

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta yang sangat sederhana..

.......

Kemarin aku lihat tawa mereka yang lepas,

Sepasang kekasih tua,

Umur yang telah menginjak senja tidak jadi pemudar kasih,

Bukan kata-kata cinta picisan yang terlontar,

Apalagi rayuan gombal,

Hanya sedikit banyolan tanpa ekspresi dari si-kakek,

Yang sontak membuat seisi ruangan terpingkal-pingkal.

Si nenek dengan tubuhnya yang semakin mungil,

Hanya tersenyum kecut mendapat skakmat dari suaminya.

............

Sangat sederhana,

Kemarin lalu si kakek pergi merantau,

Keseberang pulau mencari rupiah lebih banyak.

Nenek mungil tingggal sendiri,

Inilah cinta yang sederhana…

Malam, kelap-kelip bak lampu kehabisan bahan bakar.

"apakah suamiku sudah beristirahat disana??"

................

Siang, di hari ulang tahun si kakek
"dimanapun dia berada, Tuhan jaga dan mudahkan langkahnya"

Semangkuk urapan dan nasi kuning dia siapkan diatas meja,

berharap si kakek tua segera kembali.

Masih lagi di suatu pagi yang masih baru,

Hujan gemericik satu-satu..

Langkah-langkah ringan dengan bakul dan jarit garis-garis biru,

Si nenek melenggang di bebatuan hendak ke ladang,

"kalau ditinggal baru terasa, seharusnya kita mulai bertanam berdua'

.............

Cinta yang mengajarkan arti kehormatan,

Menjaga apa yang di amanatkan,

Mencari apa yang dibutuhkan,

Ini istri dan suami.

Ini kisah kecil.. si kakek tua dan nenek mungil,

................

[tetangga depan rumah]

10-11-11 7:53pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline