Lihat ke Halaman Asli

Pertemuan Acara Mabim Olimpisme

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1384089537439001218

Kali ini ada yang berbeda dari pertemuan olimpisme . Sabtu , 9 November kemarin bertempatan di Istana anak – anak , Taman Mini Indonesia Indah diadakan Mabim Olimpisme .

Apa itu Mabim Olimpisme ??

Mabim itu singkatan dari “ Masa Binaan Mahasiswa “ yang bertujuan untuk menerapkan aplikasi olimpisme sesuati dengan mottonya yaitu ” Citius , Altius , Fortius ” .

Pada acara Mabim Olimpisme ini , pembicaranya di berikan oleh Pak Sony salah satu dosen Olimpisme juga . Dalam acara Mabim , dosen kece yang biasa mengajar kami “ Om Jay “ pun dating loh ;))

Pemberiaan materi pada acara ini sebenarnya membahas materi perkuliahan tentang ” Workshop ” . Bedanya , pada pertemuan ini diselingi bukan dengan film atau video , tapi dengan sebuah permainan .

Acara Mabim Olimpisme kemarin dihadiri oleh Pembantu Dekan , para dosen olimpisme dan dosen lainnya . Acara ini dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya , selanjutkan dilanjutkan pemberian sambutan . Setelah itu pemberian materi .

Berikut resume materi yang di berikan :

WORKSHOP KETRAMPILAN FASILITASI DALAM PENANAMAN OLIMPISME

(Untuk Persiapan Praktek Lapangan )

TUJUAN WORKSHOP :

Meningkatkan wawasan dan kompetensi para mahasiswa  sebagai calon Fasilitator dalam hal :

  1. Kemampuan merencanakan dan mengembangkan program pelatihan/fasilitasi penanaman nilai-nilai Olimpisme sesuai kebutuhan dengan berbagai latar belakang peserta.
  2. Mampu mensosialisasi & memfasilitasi program penanaman nilai-nilai Olimpisme secara efektif  sesuai prinsip dan konsep belajar-mengajar /fasilitasi yang tepat dan efektif

Lingkup Materi WORKSHOP

  1. Pentingnya saling mengenal dalam proses penanaman olimpisme
  2. Memahami teori/ konsep proses belajar-mengajar
  3. Peran fasilitator dalam proses belajar-mengajar/Fasilitasi
  4. Tahapan proses fasilitasi & penerapan model Bloom (4F)

Kontrak dan Komitmen Belajar

Guna efektifitas hasil belajar, kita komitmen

bersama Yuk …. !!

  1. HP… tidak mengganggu proses workshop
  2. Saling menghargai sesama warga belajar
  3. Agar Semangat dan Antusias, bila fasilitator berseru :

Olimpisme ? !(dijawab : Excellence, Respect , Friendship)

Mau seperti apa kita ?! (dijawab : Citius, Altius, Fortius)

  1. Bila peserta merasamendapatkan ilmu/ Hal baru ....... anda bisa berseru 123 !!! (yang lain menjawab :WOW  !!)

Sebelum lanjut ke pengaplikasian materi ini , kita sarapan dulu nih . Diberikan waktu sekitar 10 menit untuk menghabiskan snack yang diberikan panitia . Setelah selesai sarapan , kami melanjurkan acara Mabim Olimpisme ini .

1. Pentingnya Saling Mengenal

  • Menggambar Foto Diri
  • Berbaris & berkelompok..

Dalam materi saling mengenal ini , kami diajak bermain . Kami disuruh mencari teman sesuai dengan kata kunci yang diberikan pembicara . Kata kuncinya terdiri dari berdasarkan nama awalan kita , berdasarkan bulan kelahiran , tempat kelahiran dan warna kesukaan dengan waktu yang telah ditentukan . Tujuannya yaitu agar kita menyadari bahwa tidak ada orang yang tidak sama dengan kita , tidak ada orang yang sendirian . Semua orang memiliki teman , itu sebabnya perlu yang namanya pentingnya saling mengenal .

Mari Kita Diskusikan  …

  1. Sesuai pengamatan anda, apa yang terjadi saat proses perkenalan dengan  “cara khusus “ tadi ?

2.   Apa yang anda rasakan, perkenalan  dengan metode/proses seperti itu ?

  1. Nilai nilai apa yang anda peroleh dengan mengenal angota tim secara lebih mendalam, utamanya dalam upaya peningkatan kerjasama.

Saling Mengenal Antar Peserta Sangat Penting Dalam Proses Penanaman

Nilai-Nilai Olimpisme, Kerena :

  1. Keterbukaan akan mempermudah proses belajar
  2. Suasana Informal  menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan lebih produktif
  3. Mengenal seseorang adalah bentuk dari penghargaaan terhadap orang lain.
  4. …….
  5. …….

Sebelum acara dilanjutkan , waktunya kami untuk melaksanakan ibadah shalat Dzuhur dan makan siang bersama . Kami diberikan waktu 20 menit untuk shalat dan 20 menit untuk makan . Kelompok 1 dan 3 kami shalat terlebih dahulu , sedangkan kelompok 2 dan 4 makan bersama dahulu . Setelah itu bergantian , kelompok 2 dan 4 shalat , kami kelompok 1 dan 3 makan siang bersama .

Setelah itu dilakukkan pengaplikasian materi workshop ini , ini materi – materinya ;)

Yuk, kita simulasikan berbagai konsep belajar-mengajar dalam proses penananman nilai- nilai Olimpisme (Excellence,Respect,Friendship)…...

2.Peran Fasilitator

Dalam Belajar-Mengajar

Dalam hal ini beberapa dosen pengajar olimpisme dipilih oleh pak Sony menjadi pendamping kelompok . Kelompok ini dipilih berdasarkan angka yang kami sebutkan dari 1 – 4 . Kemudian kami dikumpulkan berdasarkan nomer yang kami sebutkan . Dalam pengaplikasian ini kami dibagikan sebuah tugas yaitu menyanyikan sebuah lagu yang telah ditentukan .

Kelompok 1 menyanyikan lagu naik – naik ke puncak gunung , kelompok 2 menyanyikan lagu balonku , kelompok 3 menyanyikan lagu naik delman , kelompok 4 menyanyikan lagu potong bebek angsa .

Dosen yang menjadi pendamping kami memandu sekaligus memberi semangat kami dalam menyanyi . Kami ditanya bagaimana menyanyikan lagu bersama – sama namun tetap jelas apa yang kami nyanyikan . Maksudnya tidak beradu . Kami pun menyanyikannya perbaris tiap lagu , tiap kelompok sesuai intruksi dari pak Sony .

Makna  dan peran Fasilitator

Dalam konteks belajar-mengajar menggunakan  metode/fasilitasi simulasi/experiential learning, pengajar lebih tepat disebut sebagai FASILITATOR, karena fungsinya “HANYA” pemberi informasi dan pemudah terjadinya proses belajar-mengajar

Di sisi lain, seorang FASILITATOR mempunyai tugas lebih menantang dari sekedar menyampaikan materi, yaitu MERENCANAKAN & MEMBANGUN situasi kelas yang kondusif, serta  MEMBIMBING & MEMOTIVASI warga belajar agar selalu siap melakukan perubahan positif.

Bagaimana Fasilitator Memposisikan Diri

  1. Menjadi bagian dari warga belajar (audiens)
  2. Menciptakan iklim belajar-mengajar
  3. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap proses
  4. Menyadari kelebihan-kekurangan dirinya di antara warga belajar
  5. Mampu melihat permasalahan dan memecahkannya
  6. Mengerti perasaan orang lain lewat pengamatan
  7. Mempunyai kemampuan untuk mempersuasi orang lain
  8. Optimis dan punya itikad baik
  9. Terbuka “Open mind”

3.A. TAHAPAN PROSES FASILITASI

  1. Proses Tee-Up, yakni memberikan Instruksi/ penjelasan/prosedur secara rinci untuk melaksanakan simulasi

Catatan : Bukan menjelaskan tujuan / poin belajar

2. Debriefing, yakni pembahasan/penjelasan makna simulasi melalui diskusi interaktif, dimana diharapkan peserta sendiri yang lebih aktif dalam mengambil kesimpulan dari proses simulasi.

Catatan : Debriefing biasanya dilakukan pada akhir simulasi, namun bila diperlukan dapat dilakukan pada tengah simulasi (miss: peserta belum mampu menyelesaikan simulasi, sesuai waktu yang dialokasikan)

A. TEE - UP

Lakukan proses tee-up dengan jelas, ringkas, sistematis, dengan urutan penjelasan :

  1. Nama simulasi
  2. Prosedur, meliputi penjelasan tentang :

- proses simulasi secara utuh

- jumlah orang yang bermain

- waktu maksimum

- media yang digunakan,

- sanksi,

  1. Diskusi oleh kelompok sebelum memulai (dan waktu maksimal yang disediakan)
  2. Aba-aba “mulai”, “ulang”, “stop” dan “berhenti” atau “waktu habis”

B. DEBRIEFING (DI AKHIR SIMULASI)

Gunakan model “BLOOM” atau “4F”

(lebih sering digunakan karena lebih sederhana)

13840897741794321498

1384089811512566338

METODE DEBRIEFING MODEL BLOOM

Prinsip fasilitasi adalah proses membantu peserta pelatihan untuk mendapatkan pemahaman / merefleksikan apa yang dilakukannya selama simulasi.

Tugas seorang fasilitator (dikenal sebagai 4F) adalah :

  1. FACT

Menggali dari peserta tentang apa yang telah dialaminya

2.   FEELING

Menggali proses psikologis peserta selama simulasi

  1. FINDING

Membimbing peserta untuk menemukan “makna” sebuah peristiwa / simulasi

  1. FUTURE (What’s next ?)

Membimbing peserta untuk mempunyai komitmen dalam mengaplikasikan nilai positif yang didapatkannya di situasi nyata

CONTOH PERTANYAAN PROYEKTIF 4 F

  1. Fact

- Apa yang terjadi tadi ?

- Apa yang anda amati dalam kelompok ?

2.   Feeling

- Bagaimana perasaan anda tadi ?

- Apa tepatnya yang anda rasakan ketika mengalami kejadian A, B, C ?

  1. Finding

- Sebetulnya apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan dan kesuksesan tadi ?

- Apa yang sebaiknya kita lakukan ketika menghadapi situasi A, B, C ?

- Bagaimana pendapat yang lain ? Apakah setuju ? Ada komentar ?

- Jadi apa yang terpenting untuk menyelesaikan simulasi tadi ?

- Seandainya diminta mengulangi simulasi tadi, apa yang akan anda lakukan?

  1. Future

-  Apakah yang kita lakukan tadi berhubungan dengan pekerjaan kita ?

-Apa yang tepatnya terjadi di situasi kerja kita ?

-Apakah simulasi tadi berhubungan dengan nilai2 perusahaan kita ? Jika ya, nilai yang mana ?

-Setelah yang kita lakukan tadi dan belajar poin positifnya, apa yang akan kita lakukan / implementasikan di tempat kerja ?

C. DEBRIEFING DI TENGAH SIMULASI

Dalam situasi khusus, misal ; kegagalan terus menerus dalam menyelesaikan simulasi, kondisi vakum yang lama karena kebingungan, peserta tampak putus asa, kelompok tampak ribut dan terjadi perdebatan panjang…. Maka perlu dilakukan debriefing ditengah simulasi…

Yang dilakukan adalah INTERVENSI fasilitator dalam menyelesaikan masalah, tanpa memberikan petunjuk/kunci jawaban, misalnya  dengan contoh kalimat:

-“Coba evaluasi lagi metode yang telah digunakan ….”

-“Apa yang telah menyebabkan hal ini terjadi berulang-ulang ?”

-“Apakah alternatif si “A” lebih baik daripada si “B” ?”

-“Apakah tidak ada alternatif lain untuk memecahkan persoalan ini ?”

-“Selain yang sudah disepakati tadi, apa lagi yang belum diperhitungkan ?”

-“Apakah berguna berdebat dan saling menyalahkan dalam situasi seperti ini ?”

-…..

BEBERAPA LARANGAN !!!

1. Melakukan penilaian terhadap jawaban peserta  atau perilaku peserta pada              saat kegiatan.

Refleksi harus bersifat netral, tidak berisi penilaian benar dan salah

Semua aktivitas dalam experiential learning bertujuan untuk memunculkan perilaku, baik yang mendukung sukses maupun yang menghambat sukses. Apapun yang dilakukan peserta adalah sebuah kontribusi untuk proses pembelajaran

2. Menggunakan kalimat seperti ini : “Sebaiknya anda......; Seharusnya                   anda......…”

3. Memberikan petunjuk sesuai keinginan fasilitator, karena proses belajar harus datang dari ungkapan dan pemahaman peserta terhadap kegiatan

4. Ikut mempermalukan peserta bila dia diperolok-olek peserta lain. Sangat disarankan fasilitator menetralisasi situasi itu.

Kegiatan Mabim Olimpisme kemarin diakhiri dengan pemberian hadiah kepada para mahasiswa yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan Pak Sony .

Setelah itu pemberian pesan dari para dosen olimpisme kepada kami para Mahasiswa calon pendidik dan penerus bangsa .

Sebelum acara ini diakhiri kami bersama – sama menyanyikan lagu Indonesia Pusaka sambil berpegangan tangan bersama .

Kesimpulan kegiatan Mabim ini adalah agar para mahasiswa dapat memiliki jiwa pemenang , dapat lebih mencintai Negara Indonesia ini , dan dapat mengajarkan kepada orang lain tentang nilai – nilai olimpisme yang seharusnya mampu kita terapkan dalam kehidupan sehari – hari .

Mabim Olimpisme merupakan rangkaian acara yang menyenangkan . Membuat kami mampu membuka mata kami betapa indahnya Negeri kami Indonesia dan betapa pentingnya kami harus menjaga dan mencintai Indonesia . Jika bukan kami para penerus bangsa , siapa lagi yang mau menjaga dan mencintai Negara yang luas ini , Indonesia tercinta ;) Dan yang paling penting Olimpisme memang merupakan mata kuliah yang mampu membangun jiwa Nasionalisme dan memberikan motivasi pada diri kami akan pentingnya berjuang dan terus berusaha ;)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline