Lihat ke Halaman Asli

Lilis Nur Mukhlisoh

Content Writer

Polusi Cahaya: Ancaman yang Tersembunyi di Balik Gemerlap Cahaya

Diperbarui: 28 November 2024   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi polusi cahaya (dok. Greeneration Foundation)

Ancaman kesehatan yang diakibatkan oleh polusi udara mungkin telah diketahui oleh banyak orang. Udara yang tercemar dapat menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan yang serius, mulai dari pneumonia, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hingga gangguan pada kulit.

Namun, pernahkah Anda mendengar tentang bahaya dari polusi cahaya? Polusi tidak hanya berasal dari udara saja. Cahaya, suara, air, tanah, bahkan polusi visual pun dapat menjadi musuh bagi kesehatan tubuh.

Meskipun terdengar remeh jika dibanding dengan polusi udara, polusi cahaya sebenarnya bisa membawa dampak besar pada kehidupan kita jika tidak ditangani dengan baik. Polusi ini dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan manusia, mengganggu ekosistem, serta merusak lingkungan secara keseluruhan.

Bagaimana Cahaya Dapat Menjadi Polusi?

Polusi cahaya terjadi ketika cahaya buatan digunakan secara berlebihan atau tidak efisien, sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan. Contohnya, lampu-lampu sorot yang ditembakkan ke arah langit saat acara musik/konser mungkin terlihat indah, namun penggunaannya dengan intensitas yang berlebihan dapat berkontribusi pada polusi cahaya. 

Selain itu, papan reklame dengan cahaya mencolok dan gedung-gedung yang terlalu terang juga turut menyumbang terjadinya polusi cahaya.

Penggunaan cahaya yang berlebihan tidak hanya berdampak pada manusia, tetapi juga memengaruhi ekosistem secara menyeluruh. Cahaya yang tidak dikelola dengan bijak dapat menyebabkan gangguan signifikan. Berikut beberapa dampak negatif yang ditimbulkannya:

1. Mengganggu Ekosistem dan Satwa Liar

Hewan seperti burung migrasi, penyu, dan serangga sangat bergantung pada cahaya alami untuk bernavigasi dan bereproduksi. Cahaya buatan yang berlebihan dapat mengacaukan siklus alami mereka. 

Penyu laut, misalnya. Mereka sering tersesat menuju daratan terang alih-alih menuju laut yang gelap. Bahkan, menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal BioScience yang dipimpin oleh Sara Lewis, profesor biologi di Tufts University, kunang-kunang menghadapi ancaman kepunahan karena polusi cahaya ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline