Lihat ke Halaman Asli

Lilis Nur Mukhlisoh

Content Writer

Kenalan dengan Trot, Musik Khas Korea yang Jadi "Dangdut" Versi Negeri Ginseng

Diperbarui: 18 November 2024   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi musik Trot (dok. theworld.org)

Seperti yang sudah kita ketahui, Korea Selatan adalah satu dari banyak negara yang kaya akan berbagai hal. Dari teknologi, otomotif, fashion, hingga musik, semuanya berhasil menarik perhatian banyak orang dan memicu fenomena Korean Wave.

Salah satu hal yang banyak diminati oleh orang-orang, termasuk di Indonesia, dari Korea Selatan adalah musiknya. Dikenal dengan sebutan KPop, musik-musik Pop dari Korea menawarkan nuansa yang menyenangkan, sehingga digemari oleh banyak orang.

Namun selain genre Pop yang diadopsi dari luar, Korea Selatan ternyata punya genre musik khas-nya sendiri. Genre musik tersebut dikenal dengan istilah Trot.

Sama seperti Indonesia yang memiliki genre musik Dangdut dan digemari oleh berbagai kalangan, Korea Selatan juga punya Trot, yang sering dijuluki sebagai "musik rakyat" Korea. Genre ini menarik minat dari berbagai usia, terutama generasi yang lebih tua.

Uniknya, Dangdut dan Trot mempunyai kemiripan, yakni memiliki tempo 2/4 dan 3/4 yang terinspirasi dari musik fox trot dan sering dipakai sebagai iringan dansa.

Trot atau juga bisa disebut Ppongjjak, pertama kali hadir pada awal abad ke-20. Kala itu, Korea sedang berada di bawah penjajahan Jepang. Nama musik Trot mulai digunakan sejak tahun 1980-an, namun pada tahun 1920-an, awalnya musik Trot disebut sebagai yuhaeng-changga.

Musik Trot dipengaruhi oleh berbagai genre musik dari Korea, Jepang, Amerika, dan Eropa, sehingga menciptakan perpaduan yang unik. Setelah masa penjajahan, Trot berkembang pesat dan menjadi bagian penting dari budaya pop Korea.

Trot disusun dalam irama dua ketukan, yang dikenal sebagai duple meter dan melodinya memiliki pola ritme yang berulang. Nada rendah dalam Trot biasanya dinyanyikan dengan teknik vibrato, sementara nada tinggi menggunakan teknik pelenturan suara yang disebut Kkeok-ki, atau suara yang terpecah.

Lirik dalam lagu Trot biasanya sederhana dan mudah diingat, sering kali bercerita tentang cinta, patah hati, dan kehidupan sehari-hari. Instrumen tradisional seperti gitar, akordeon, dan alat musik tiup sering digunakan, memberikan nuansa klasik yang khas.

Berbeda dengan K-Pop yang mengutamakan penyanyi muda dengan kemampuan vokal yang mumpuni, penampilan menarik, sikap yang sesuai dengan standar, serta kemampuan menari dengan koreografi yang energik sambil bernyanyi, Trot lebih menitikberatkan pada unsur seni dibandingkan penampilan artisnya. 

Genre ini tidak terlalu fokus pada koreografi dan lebih mengutamakan kualitas bernyanyi, khususnya pada penguasaan nada tinggi. Penyanyi Trot tak dibatasi oleh umur, sehingga banyak di antaranya yang berusia lebih dari 40 tahun. Selain itu, penyanyi Trot tidak terlalu dibebani dengan standar penampilan tertentu, berbeda dengan grup K-pop yang sering kali dituntut untuk tampil sempurna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline