Pada dasarnya, mahasiswa memiliki sebuah tujuan yang sama, yaitu dinyatakan lulus dari kampus tempat mereka menimba ilmu. Hal ini karena saat mereka dinyatakan lulus, mereka dianggap telah memenuhi kualifikasi atas studinya dan kemudian bersiap untuk masuk ke jenjang selanjutnya yaitu dunia kerja.
Namun, tak sedikit juga dari para mahasiswa yang merasa cemas dan khawatir dengan momen peralihan antara kuliah dan bekerja ini. Hal ini dikenal dengan istilah post-graduate syndrome.
Dilansir dari Psychology Today, post-graduate syndrome merupakan suatu istilah yang merujuk pada kondisi seseorang yang mengalami stres karena merasa belum mampu untuk menghadapi tuntutan hidup yang berbeda pasca lulus dari bangku perkuliahan.
Pada saat seseorang lulus dari SD, mereka telah mempunyai tujuan yaitu masuk ke SMP. Begitu juga saat lulus dari SMP kemudian berlanjut ke SMA dan dari SMA berlanjut ke kuliah. Akan tetapi, situasi saat lulus dari kuliah nyatanya berbeda saat berada di jenjang sekolah.
Merasa tidak tahu harus melakukan apa selanjutnya, ketakutan tidak mendapatkan pekerjaan, hingga tekanan dari orang di sekitar untuk memiliki kehidupan yang mapan kemudian menjadi beberapa penyebab para fresh graduate terjebak dalam kondisi post-graduate syndrome.
Ditambah hadirnya pandemi COVID-19 yang kemudian memperparah rasa insecure para fresh graduate. Hal ini karena maraknya para pekerja yang di PHK pada masa pandemi COVID-19. Akibatnya, kompetitor dalam mencari pekerjaan semakin bertambah besar dan lowongan pekerjaan yang tersedia pun semakin menipis.
Namun, post-graduate syndrome bukanlah suatu hal yang tak dapat dilewati. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk terbebas dari kondisi ini. Dikutip dari Psychology Today, inilah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi post-graduate syndrome.
1. Hadapi kesulitan dengan kenali diri lebih dalam
Mengenali diri sendiri merupakan salah satu upaya untuk melewati fase post-graduate syndrome. Karena apabila seseorang sadar bahwa dirinya sedang mengalami fase ini, ia akan berupaya untuk mengatasinya.
Hal-hal yang dapat dilakukan adalah mengetahui kelebihan diri sendiri yang dapat bermanfaat untuk bekerja, mencari tahu kelemahan yang dimiliki agar dapat melakukan pembenahan diri, dan mencari tahu minat karir ke depannya.