Lihat ke Halaman Asli

Lilis Nur Mukhlisoh

Content Writer

Dibalik Tubuh Ideal: Realita Bahaya dan Ancaman Kesehatan

Diperbarui: 2 Agustus 2024   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bentuk tubuh (dok. https://www.kangnamtimes.com/lifestyle/article/52700/)

Di dunia yang semakin modern ini, penampilan tubuh yang ideal sering kali menjadi standar kecantikan yang banyak diidamkan. Gambar tubuh ramping, berotot, dan proporsional sering menghiasi halaman majalah, iklan, dan media sosial kita. 

Namun, di balik glamour dan kilauan tersebut, ada dampak negatif yang tidak boleh diabaikan. Mengejar standar kecantikan tubuh ideal ini bisa memiliki konsekuensi serius, bahkan sampai mengancam nyawa.

Standar kecantikan yang didikte oleh media sering kali menekankan pada tubuh yang langsing untuk wanita dan berotot untuk pria. Ikon mode, selebriti, dan influencer media sosial memperkuat citra ini, membuat banyak orang merasa tekanan untuk menyesuaikan diri dengan standar tersebut. 

Akibatnya, diet ekstrem, olahraga berlebihan, penggunaan suplemen atau obat-obatan, hingga pembedahan tubuh rela dilakukan demi mencapai tubuh yang dianggap sempurna. 

Seperti kasus yang belum lama ini terjadi. Warganet dihebohkan dengan kematian seorang selebgram akibat operasi sedot lemak. Selebgram bernama Ella Nanda Sari Hasibuan itu meninggal dunia setelah melakukan operasi sedot lemak di bagian tangan kanan dan kirinya.

Kasus kematian akibat operasi sedot lemak ini bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, seorang artis lawas bernama Nanie Darham turut menjadi korban setelah menjalani operasi sedot lemak pada tahun 2023.

Operasi sedot lemak memang terkenal sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan tubuh ideal dengan cara yang cukup cepat. Mereka yang ingin mendapatkan tubuh ideal akan rela melakukan berbagai cara yang mungkin beresiko, termasuk melakukan tindakan pembedahan seperti sedot lemak.

Untuk itu, penting bagi kita untuk mengubah perspektif tentang standar kecantikan. Tubuh yang sehat dan bahagia seharusnya menjadi prioritas utama, bukan sekadar memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis. 

Menghargai tubuh kita, merawatnya dengan baik, dan tidak terjebak dalam standar kecantikan yang tidak realistis adalah kunci untuk hidup yang lebih sehat dan bahagia. Jangan biarkan tekanan sosial membuat kita merusak kesehatan demi memenuhi harapan yang tidak nyata.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline