Lihat ke Halaman Asli

lilis ernawati

Saya seorang guru/dosen yang saat ini sedang aktif di grup menulis, inovasi pembelajaran dan public speaking. Saat ini sudah berhasil membuat 9 buku antologi dan aktif mengikuti lomba-lomba menulis di beberapa link

Kembalikan Hati pada Illahi Part 2

Diperbarui: 25 Juli 2024   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Alkisah 2.

Di suatu negeri hiduplah seorang saudagar kaya yang menjabat sebagai menteri yang berpengaruh. Apapun keinginannya, bisa terpenuhi. Hidupnya benar-benar sempurna. Namun di balik semua itu ada satu hal yang tidak bisa dia rasakan. Dia tidak bisa tidur nyenyak karena banyak yang harus dipikirkan. Berbagai cara dia lakukan agar bisa tidur nyenyak, mulai dipijit, terapi, minum obat dan lain-lain. Namun semuanya sia-sia. Hingga suatu hari, dia pergi ke perkebunan. Di sana dia melihat penggembala kambing yang sedang tidur nyenyak di bawah pohon rindang. Dalam hatinya dia berkata, betapa bahagianya penggembala kambing itu, tidur di bawah pohon beralaskan rerumputanpun dia bisa nyenyak. Kemudian dia mengikuti jejak penggembala itu, dia mulai tiduran di atas rumput. Angin berhembus semilir, membuat matanya terasa berat dan tidurlah dia dengan nyenyak.

Di sisi lain hiduplah keluarga miskin yang sedang kebingungan karena untuk makan sehari-hari saja, kadang penghasilannya tidak mencukupi. Apalagi untuk menyekolahkan anaknya, hingga kedua orang suami istri ini tidak bisa tidur nyenyak memikirkan masalahnya. Mereka berpikir jika menjadi orang kaya mungkin mereka tidak akan sesulit ini, hingga membuat mereka gelisah dan susah tidur nyenyak. Hingga suatu hari sang ayah saat menggembala kambing bertemu dengan seorang pejabat yang tidur di sampingnya dengan nyenyak.

 Saat pejabat itu terbangun, diapun bertanya,"Mengapa tidur di tempat yang tidak seharusnya dia tempati?". Akhirnya berceritalah sang pejabat tentang kegelisahan dan kegundahannya selama ini. Begitupun dengan sang gembala bercerita pula tentang keadaannya.

Setelah keduanya bercerita, akhirnya mereka pun terdiam. Mereka mulai berpikir, jika persoalan sebenarnya terletak pada rasa syukur yang kurang mereka rasakan. 

Hidup ini penuh dengan prasangka dan praduga. orang miskin berpikir jika orang kaya hidupnya enak, tidak banyak yang dipikirkan, semua keinginannya terpenuhi, dan bisa tidur nyenyak. 

Begitupun orang kaya, berpikir, jika hidup orang  miskin tidak banyak kekhawatiran, tidak banyak ketakutan sehingga bisa tenang dan tidur nyenyak.

Padahal dalam kenyataannya, banyak orang kaya yang hidupnya penuh dengan kekhawatiran, kegundahan dan kegelisahan sehingga tidak bisa tidur nyenyak memikirkan kekayaannya, begitupun sebaliknya banyak orang miskin yang khawatir, gelisah dan gundah karena harus memikirkan kebutuhannya besok darimana memenuhinya.

Semua yang hidup pasti akan mendapat ujian, baik diuji dengan kesulitan, maupun diuji dengan kelapangan. baik diuji dengan jabatan maupun diuji dengan rakyat jelata. Allah tidak memilah-milah, semuanya akan diuji sesuai dengan kemampuannya.  Sesuai dengan firman Allah yang artinya, "Tiap-tiap yang berjiwa  akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiya : 35).

Oleh karena itu baik  kekurangan maupun kelebihan dua-duanya sama-sama ujian. Dan saat mendapat ujian tersebut tetaplah mengingat  Illahi robbi dan jangan lupa memanjatkan doa 

1.  " Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun Allahumma Ajurni fi mushibati wa Akhlif li khaira minha" artinya  segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Ya Allah berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dab berilah ganti dengan yang lebih baik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline