Lihat ke Halaman Asli

Lilis Edah Jubaedah

Guru di SMPN 1 Cilegon

Satu Kata Beribu Makna

Diperbarui: 6 Maret 2024   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Air terjun Kaca Cangi Singapura (Dokpri)

Catatan ini diambil dari kalimat yang diucapkan oleh tour guide trip Singapura -- Malaysia, Pak Hadi, tanggal 25 Februari 2024, saat rombongan selesai berfoto di area taman air terjun kaca tertinggi di dunia, di Bandara Cangi Singapura, dalam perjalanan melanjutkan ke destinasi wisata lainnya, sebelum rombongan menuju Malaysia untuk mengakhiri wisata, dan menuju bandara Johor Baru.

Saya sengaja mencatat kalimat yang diucapkannya karena makna yang dikandung di dalamnya sangat bermakna dan memberi pesan mendalam. Beliau tour Guide kami, Pak Hadi yang dengan penuh kesungguhan belajar menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sungguh terasa kehati-hatiannya dalam berucap, sayang kami hanya Bersama dalam beberapa jam saja. Namun, banyak hal yang bisa dicontoh dari beliau, selain belajar menghargai wisatawan, beliau juga menyampaikan keinginannya berkunjung ke Indonesia.

"Banyak makna dibalik kata. Walau hanya satu saja kata. Jangan pernah berkata sembarangan dikarenakan makna yg akan didapat akan beribu jumlahnya.

Andai kamu tahu satu saja makna dari kata itu, anda akan terbelalak, atau mungkin juga merenung, dan mungkin mangalirkan air mata kebahagiaan atau bahkan sebaliknya air mata kesedihan.

Kata yang diucapkan terkadang dapat membuat kita senang atau sebaliknya membuat kita duka. Manakala itu terjadi renungkan apa yang akan terjadi bila banyak kata kau ucapkan dengan nada yg kasar dan kata yg dipilih adalah kata bermakna keburukan, hah ... rasakan akibatnya. Andai pun itu kata yg bermakna kebaikan belum tentu yg hadir makna atau balasan kebaikan. Catatlah dengan seksama, Hati-hati dalam berucap, pikirkan baik-baik, maka setelahnya tak akan ada kata yg terucap selain diam penuh arti karena tahu kata yg akan diucap tak pantas didengar siapa pun apalagi bagi orang yg dimaksud. Janganlah menghamburkan kata hanya untuk kekesalan atau kekecewaan, akan lebih baik ucapkan kata istighfar demi pengampunan dari Yang Kuasa. Sodakohkan kata baik setiap saat, siapa tahu itulah kata yg akan menjadi penolong kita dari panasnya api neraka.

Tak ada gading yang tak retak, setiap manusia pasti pernah berbuat salah dan hilaf. Tapi jangan berlarut-larut dalam kekecewaan, bangkit dan bergeraklah maju raihlah cita-cita yg menjadi harapan masa depa, itulah cara menebus kekecewaan dan kehilapan. Segeralah  beranjak melangkah dengan tegak tataplah ke depan di sanalah harapan menunggu. Rengkuh dan railah dengan penuh keikhlasan, pasti Allah sudah memberi jawaban."

Mungkin terdengarnya seperti biasa saja, atau mungkin Sebagian orang akan menganggap hal sepele. Tetapi jika direnungkan, banyak betulnya. Dengan berpikir sebelum berkata-kata, lebih baik diam, diam adalah emas, itu sangat berkaitan dengan peribahasa yang masyhur diucapkan oleh orang-orang bijak. Semogadari hal kecil, menghasilkan hal yang luar biasa, apalagi dari hal besar. Terima kasih, semoga bermnfaat. Aamiin YRA.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline