Lihat ke Halaman Asli

Lilis Edah Jubaedah

Guru di SMPN 1 Cilegon

Pengalaman Umroh (8)

Diperbarui: 1 Januari 2023   05:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri: Kegiatan Thawaf Wada

Sabtu, 17 Desember 2022, tepat pukul 08.00 WAS, kami sudah berkumpul di lobby hotel Mather Al-Eiman, siap-siap berangkat untuk melaksanakan thawaf wada atau thawaf perpisahan. Setelah anggota rombongan lengkap, komando muthawwif sudah mulai mengajak keluar dari lobby kemudian berbaris di depan hotel seperti biasa kalau mau melakukan thawaf.

Dengan membaca doa seperti biasanya, kami mulai melangkahkan kaki bersama menuju Masjidil Haram untuk melakukan thawaf perpisahan, karena kami akan meninggalkan Mekkah Al-Mukarromah.

Setelah sampai di depan WC 3, di halaman yang biasa kami gunakan untuk briefing sebelum memasuki pintu menuju pagar laskar, biasa suka ada cek-cek recek kalung ID-card. Padahal hanya dilihat sekilas saja. Tapi memang terkadang suka ada rasa degdegan khawatir di antara kami ada yang tercegat. Tapi alhamdulillah semuanya aman. Kami melanjutkan lengkah menuju batas tempat lepas alas kaki. Semuanya alhamdulillah aman.

Sambil membaca doa masuk Masjidil Haram, muthawwwif mengarahkan kami ke tempat minum jamjam dulu. Dan pada thawaf wada ini, kami langsung masuk di pintu pertama. Tidak lewat 'gate umroh'. Sambil terus menjaga barisan sesuai dengan yang dirancang di awal, kami terus memasuki milayah putaran thawaf lebih dekat dengan Ka'bah, supaya itungan jarak lingkaran putaran lebih pendek. Karena ada rencana yang sudah disiapkan oleh muthawwif.

Masih sama dengan hari-hari kemarinnya, Jemaah masih berjubel. Maka, muthawwif tetap mengingatkan lingkaran luar kami yang dijaga laki-laki. "Ingat, jangan sampai terputus, karena akibatnya kita akan terpecah," ujarnya sambil melanjutkan dengan ucapan bismillah Allahu akbar. Jemaah mengikuti dan lanjut mencium lambaian tangan masing-masing setelah mengucapkan 'Bismillahi Allahu Akbar'.

Semangat kami tak pernah dinyana, padahal gerakan kelompok lain sangat kuat mendesak, alhamdulillah kekompakan kami terus terjaga sehingga kekuatan itu aman sampai kami di bawa semakin menjorok ke dalam lingkaran mendekat ke arah Ka'bah, karena muthawwif akan mengarahkan yang laki-laki bisa mencium dinding Ka'bah. Setelah yang laki-laki selesai mencium dinding Ka'bah yang harumnya masyaAllah, wangi sekali. Setelah itu bisa membimbing istri-istrinya (ibu-ibu) untuk juga dapat mencium dinding Ka'bah.

Dokpri: Kegiatan Mencium Dinding Ka'bah

Dengan taktik seperti itu rupanya semuanya dapat dimudahkan dan seizin Allah Yang Maha Kuasa, kami semua bisa melakukan itu. Alhamdulillah selesai sudah, kemudian semua anggota rombongan digiring menuju keluar lingkaran thawaf lebih melebar mencari tempat yang agak longgar. Tapi bukan ke tempat 'to massa' karena kami tidak akan melakukan Sa'i. tetapi menuju tempat yang sekiranya bisa dibuat tempat nyaman untuk melakukan kegiatan berikutnya.

Dokpri: Berdo'a Setelah Thawaf Wada

Di tempat itulah kami melakukan salat sunnah setelah thawaf kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama sebelum meninggalkan Mekkah Al-Mukarromah.

Tapi ternyata, muthawwif merencanakan sesuatu dengan kelompok laki-laki. Dan apa jawaban kelompok laki-laki? Setuju untuk bisa mencium Hajar Aswad dengan taktik yang muthawwif rancang.

Dengan membaca bismillah, kelompok laki-laki berangkat menuju sisi Ka'bah yang dianggap akan menudahkan untuk bagaimana caranya bisa mencium hajar aswad. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline