Lihat ke Halaman Asli

Lilis Andarwati

Lifelong learning by teaching students.

Apa sih Pengaruh Pasca Tahun Toleransi

Diperbarui: 30 Desember 2022   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebentar lagi Tahun 2022 ini berakhir dimana tahun 2022 merupakan tahun toleransi. Hemat kata Toleransi  adalah rasa kesetiakawanan, rasa persaudaraan, rasa saling menghargai. 

Tak lama lagi kita mengenang peristiwa-peristiwa di Tahun Toleransi ini. Dibalik kenangan tentu terdapat adanya pengaruh terhadap Tahun Toleransi ini. Kita bersyukur memiliki seorang Yaqut Cholil Qoumas yang memiliki kepedulian yang luar biasa besar terhadap visi persaudaraan ini. 

Sejak ditunjuk menjadi Menteri Agama oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Desember 2020, Gusmen (panggilan akrab Yaqut) tampil dengan ikhtiar membangun Kementerian Agama baru. 

Salah satu tekadnya, mewujudkan visi persaudaraan: Persaudaraan seumat, persaudaraan antar umat, persaudaraan kebangsaan dan persaudaraan kemanusiaan (Pidato perdana Gusmen pada HAB 3 Januari 2021). 

Gus Men sepertinya menyadari betul bahwa ancaman yang paling melumpuhkan umat beragama, adalah ketika kita tidak lagi berani keluar dari diri sendiri, dari kepentingan atau dari ketersinggungan dan rasa sakit hati ini.

Tantangan bangsa Indonesia ke depan jelas kian kompleks dan tak ringan lagi. Agenda besar politik yang tak lama lagi kita jalani bersama saatnya kita beraksi agar terhindar dari praktik kecurangan, nepotisme, polarisasi, dan berbagai ketegangan yang bisa mengoyak persatuan bangsa.

Mengutip tulisan Gusmen pada kolom Artikel Kemenag RI, 24-12-2022 bahwa 

"Natal tahun ini yang mengusung tema "Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain" menjadi momentum tepat untuk meneguhkan tekad bersama menjadi bangsa yang kuat. Bangsa yang taat beragama sekaligus mampu mempraktikkan kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara."

Kita tahu bahwasanya seluruh agama mengajarkan kebaikan. Jikalau pemeluk agama bertindak diluar kebaikan yang sudah diajarkan Agama. Sudah tentulah ego diri sendiri yang dikedepankan. 

Walaupun nampaknya adalah berupa golongan, namun sejatinya tidak. Inilah yang menjadi penyakit persaudaraan bagi warga Indonesia akhir-akhir ini. Menjelang tahun politik ini marilah kita bersama-sama menguatkan barisan bersatu untuk kemajuan Bangsa. 

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, menebarkan rasa kasih sayang dan perdamaian, serta belajar mengobati sakit hati dalam diri kita sendiri. Salam persaudaraan sebangsa dan setanah air. Semoga Tuhan selalu memberkati semua dalam kebenaran. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline