Lihat ke Halaman Asli

Puisi Abal-abal

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajak rindu

Dengan riuhnya dentingan hujan dipagi ini

Bersama dengan itu pula,

Setitik mutiara bening muncul dari sudut kelopak matanya yang redup

Niat hati yang belum tersampaikan

Membuatnya kembali sedikit memurungkan diri

Kerinduan akan pahlawan-pahlawan dalam hidupnya yang tak terbendung lagi

Membuatnya bersemangat untuk menyambangi keberadaan beliau

Namun apalah daya,,,

Ia hanya mampu berniat dan berencana...

Realitanya, Dia-lah yang menentukannya

Mungkinkah ia kan dikirimkan kekuatan untuk kembali membendung luapan rindu itu ?

Entahlah.................

Dengan segala emosi yang menyeruak dan bercampur dalam dada

Hanya tirta mutiara kecil nan beninglah yang mampu memaknainya

Dengan seluruh kelemahan dan ketundukan pada-Nya

Istighfarlah uang menjadi penenangnya

Mutiara-mutiara itu berjatuhan

bak berlomba dengan rintik hujan dibalik jendela yang kusam itu

Rasa hati tak menentu

Tatkala handpone ditangannya tak kunjung berdering

Ada apakag gerangan ???

Tak biasanya seperti itu...

Tiapkali ia berkabar, bahwa ia kan kembali pulang

Pasti ada balasan dari seberang sana..

Namun tidak sama sekali untuk kali ini...

Memuat hatinya makin pilu

Akankah rindu ini terbebaskan ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline