Lihat ke Halaman Asli

Teori Belajar

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Belajar merupakan ciri khas manusia yang membedakan dengan makhluk hidup lainnya. Belajar yang dilakukan manusia berlangsung seumur hidup. Pebelajar adalah syarat utama adanya proses belajar. Atau dengan kata lain, tanpa pebelajar ( orang yang belajar ), tidak mungkin proses belajar akan terlaksana. Dalam belajar dibutuhkan suatu teori belajar, karena teori belajar berkaitan dengan situasi belajar itu sendiri. Menurut Brunner (1964) dalam http://alfaned.blogspot.com/2008/10/kontribusi-dan-implikasi-teori-belajar.html, teori belajar ini mendeskripsikan bagaimana proses belajar berlangsung, bagaimana si pebelajar akan merasa nyaman, terpancing, berperan aktif dan mengerti serta memahami apa yang sedang dipelajarinya. Oleh karena itu seorang pengajar harus memahami tentang teori belajar. Lalu apa sih teori belajar itu?

Teori adalah sekumpulan dalil yang berkaitan secara sistematis yang menetapkan kaitan sebab akibat diantara variabel yang saling bergantung. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman, dan bukan hanya sekedar mengumpulkan pengetahuan. Apabila pebelajar belum menunjukkan perubahan tingkah laku maka pebelajar tersebut belum dikatakan belajar. Perubahan tingkah laku tersebut misalnya apabila seorang siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya. Dalam hal ini, maka dapat dikatakan siswa tersebut telah belajar. Jadi, teori belajar adalah sekumpulan dalil yang berkaitan secara sistematis yang menetapkan kaitan sebab akibat diantara variabel yang saling bergantung agar terjadi suatu perubahan tingkah laku yang relative permanen dalam jangka waktu yang cukup lama sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.

Secara umum teori belajar dikelompokkan menjadi empat aliran :

1.Teori behavioristik

Secara umum teori behavioristik lebih menekankan pada kualitas manusia dari aspek kinerja atau perilaku yang dapat dilihat secara empirik. Tokoh teori behavioristik yang terkenal adalah Abraham Maslow dan Carl Rojer. Inti dari pikiran Maslow yaitu:

a.individu sebagai keseluruhan

b.tidak relevan apabila pemahaman manusia melalui penyelidikan hewan

c.manusia pada dasarnya memiliki pembawaan

d.pada hakekatnya manusia memiliki potensi kreatif

e.menekankan kesehatan psikologi manusia

Sedangkan pokok pikiran pada Carl Roger adalah:

a.pandangan yang sangat optimis bahwa manusia memiliki potensi untuk berkembang

b.penciptaan model terapi yang terpusat pada klien dalam menghadapi masalah yang dialami manusia

Proses pembelajaran menurut teori behavioristik adalah bahwa proses pembelajaran lebih menekankan pada proses pemberian stimulus (rangsangan) dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Stimulus yang diberikan oleh guru dapat dengan beberapa macam bentuk seperti alat peraga, daftar perkalian, atau cara lain untuk membantu belajar siswa. Sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan dari siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.

2.Teori kognitif

Teori kognitif lebih menekankan pada bagaimana proses atau upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Pada teori ini, lebih ditekankan tentang aspek kemampuan individu untuk merespon stimulus yang datang pada dirinya.

Teori kognitif menyatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan dirinya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat dilihat sebagai tingkah laku yang nampak.

Tokoh teori kognitif yang terkenal adalah J. Piaget dan Jerome S. Brunner. Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang adalah suatu proses yang bersifat genetik. Artinya proses belajar itu didasarkan pada mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Oleh karena itu, makin bertambahnya umur seseorang akan mengakibatkan kompleksnya susunan sel-sel syaraf dan juga semakin meningkatnya kemampuan dalam bidang kualitas intelektual.

Sedangkan menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang dapat dilakukan dengan cara gaya mengajar yang dilakukan dengan menggunakan cara kerja dari yang sederhana ke arah yang lebih rumit atau luas. Bruner juga mengemukakan bahwa pembelajaran itu dipengaruhi oleh dinamika perkembangan realitas yang ada di sekitar siswa. Artinya proses pembelajaran akan efektif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatun konsep, teori, pemahaman atau aturan melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

3.Teori konstruktivisme

Menurut teori konstruktivisme, belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Pada teori ini, belajar bukan proses teknologisasi bagi siswa, melainkan proses untuk membangun penghayatan terrhadap suatu materi yang disampaikan. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi yang bersifat normatif tetapi juga menyampaikan materi yang bersifat kontekstual.

Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator atau moderator, hanya berperan untuk memberdayakan seluruh potensi siswa agar siswa mampu melaksanakan proses pembelajaran. Artinya guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Proses pembelajaran seperti ini akan membuat siswa cenderung pasif, statis, dan tidak memiliki kepekaan dlam memahami persoalan. Pada teori ini, siswa harus berperan aktif, kreatif dan kritis. Sehingga sebelum menyampaikan materi guru harus mengetahui kemampuan awal siswa, jangan sampai siswa belajar berawal dari pemahaman yang kosong. Siswa dipahami sebagai pribadi yang memiliki kebebasan untuk membangun ide atau gagasan tanpa harus diintervensi oleh siapa pun, siswa diposisikan manusia dewasa yang sudah memiliki modal awal pengetahuan.

4.Teori humanisme

Teori menjelaskan bahwa proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Oleh sebab itu, teori ini lebih menekankan pada bagaimana memahami persoalan manusia dari berbagai dimensi yang dimiliki (kognitif, afektif, psikomotorik).

Teori humanisme berpendapat bahwa teori belajar apapun, sarana dan prasarana apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai kesempurnaan hidup bagi manusia dengan indikasi kemapuan aktualisasi diri, kualitas pemahaman diri, serta kemampuan merealisasikan diri dalam kehidupan yang nyata.

Dalam teori ini tidak serta merta mampu menciptakan peserta didik menjadi sosok yang ideal, tetapi masih perlu didukung dengan berbagai hal, baik yang bersifat perangkat keras dan perangkat lunak, baik yang bersifat sumber daya manusia, maupun sumber daya material. Konsekuensinya dalam pembelajaran harus mampu menciptakan situasi dan kondisi yang menyebabkan manusia memiliki kebebasan untuk beraktualisasi, kebebasan untuk berpikir alternatif, dan kebebasan untuk menemukan konsep dan prinsip.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline