Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Al Fatih-Felix Y.Siauw

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Jangan Melupakan Sejarah ! ”, Kata-kata pamungkas Bapak Proklamator Soekarno ini harusnya menjadi perhatian kita sebagai pemuda, maka sebagai umat Muslim sudah seharusnya kita mempelajari sejarah atau siroh umat Islam. Karena kisah-kisah tersebut akan membangkitkan semangat umat Islam untuk menegakkan kalimat Laa ila ha illallah di bumi Allah ini.

Buku Inspiratif yang harus menjadi bacaan wajib setiap muslim untuk terus menambah ketaatannya kepada Allah dan untuk meneruskan semangat Jihad para pendahulu, buku yang mengingatkan ghazi-ghazi Islam akan janji Rasulullah yang masih menunggu, pahala yang dibagi oleh Muhammad Al Fatih untuk generasi selanjutnya untuk Penaklukan Roma setelah Konstatinopel.

Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, “Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel) (HR Ahmad). Ini adalah sebuah kabar gembira bagi kaum muslimin bahwa dua pilar peradaban barat pada waktu itu yang dijadikan simbol, yaitu: Kota Roma (Romawi Barat) dan Kota Konstantinopel (Romawi Timur) akan diberikan dan dibebaskan oleh kaum muslim.

Muhammad Al Fatih
"Sungguh konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian, maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan yang menaklukkannya "(HR Ahmad)
Saat pertama kali pasukan Islam hendak melaksanakan shalat jum’at di Konstatinopel berdirilah Sultan Mehmed II dan meminta semua jama’ah berdiri kemudian bertanya,” Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akil balighnya hingga hari ini pernah meninggalkan shalat wajib lima waktu, silahkan duduk !”, tidak ada satu orang pun yang duduk. “Siapakah diantara kalian yang sejak akil baligh dahulu hingga hari ini, pernah meninggalkan shalat sunah rawatib ? kalau ada yang pernah meninggalkan shalat rawatib sekali saja, silahkan duduk!”, sebagian besar pasukan Islam masih berdiri tegak. “Siapakah diantara kalian yang sejak masa akil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajjud di kesunyian malam? Bagi yang merasa pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silahkan duduk !”, pasukan Islam yang semula berdiri tegak dengan segera duduk rapih kembali kecuali satu orang saja, dia adalah Sultan Mehmed II bin Murad II sang penakluk Konstatinopel.
Konstatinopel kota pelabuhan yang sibuk pada masanya memiliki pertahanan terbaik sehingga digelari “The City With Perfect Defense”, kota yang telah dirindukan umat Islam selama lebih dari 825 tahun, kota yang akan ditaklukkan oleh umat Islam terlebih dahulu sebelum Roma.
Kesultanan Utsmani yang berdiri pada 1299 dengan visi ”Impian Utsman” yaitu pembebasan Konstatinopel melakukan pembebasan pada wilayah Byzantium diantaranya  kota Bursa 1326, Nicaea 1331, Nicomedia 1337, dan Scutari 1338 yang melengkapi kekuasaannya terhadap seluruh Anatolia. Gallipoli pun dikuasai setelah gempa yang 1354 mengahancurkan tembok Gallipoli. Abad 13 Utsmani terus meluas sehingga perhatian barat bukan lagi kepada Khilafah Abbasiyah dan Bani Saljuk. Murad I berhasil menaklukkan Adrianopel kota terpenting setelah Konstatinopel pada 1361 yang diubah menjadi Edirne.  Sehingga Utsmani memiliki 2 basis wilayah yaitu Edirne untuk mengatur penaklukkan di Eropa dan Bursa untuk mengelola pemerintahan di Asia. Utsmani meluaskan daerahnya pada abad 14 hingga sungai Danube dan Sungai Eufrat. Pada Abad 15 Pasukan Utsmani dapat dianggap sebagai pasukan yang paling modern dan terorganisir.
Pembebasan Konstatinopel oleh Turki Utsmani dilakukan perlahan hingga Murad I berhasil mengepung Konstatinopel 1373 dan memaksa kaisar John V membayar Jizyah. Namun semasa Manuel menjadi kaisar menolak membayar jizyah dan Beyazid I mengepung Konstatinopel kembali. Pada 1422 Sultan Murad II kembali mengepung Konstatinopel,  namun tidak berhasil karena tembok tiga lapis pertahanan Konstatinopel. Keenam Sultan yang telah mengepung Konstatinopel tidaklah sia-sia mereka berhasil menunjukkan semangat ghazi sebagai pembela Allah Hingga Mehmed II lahir di Edirne 29 Maret 1432.
Strategi Perang Sultan Mehmed penuh dengan kerahasiaan “ Point of Surprise”, kejutan dan inovasi karena serangan frontal tidak akan mampu melawan pertahanan kota yang sangat kokoh selama 13 abad. Hingga do’a Sultan dijawab dengan kedatangan Orban ahli senjata Hungaria yang menawarkan pembuatan meriam raksasa.Dan Strategi jitu yang diinspirasi oleh saran Syaikh Aaq Syamsuddin “sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya” yaitu memindah 72 kapal dayung dari selat Bosphorus ke Selat Tanduk dalam satu malam “See Beyond The Eyes Can See”. Sultan juga membangun Benteng Rumeli Hisari yang megah dalam 4 bulan untuk mengamankan selat Bosphorus.
Kisah Inspiratif penaklukan Konstatinopel tidak lepas dari Siroh Rasulullah yang membimbing Pasukan Sultan Mehmed seperti yang terjadi pada Fathu Makkah. Siroh Nabi telah mematangkan strategi perangnya. Pasukan Utsmani yang jumlah nya sangat banyak “Numberless as Grains of Sands” tidak akan menjanjikan kemenangan ( At-taubah:25).
Serangan umum yang pertama 18 April 2 jam setelah adzan mahgrib mengalami karena pasukan bertahan yang menguasai medan yang lebih tinggi. Pertarungan yang berlangsung 6 jam menjadi sebuah “A Test of Faith”.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?”(Al Baqarah:214)
Serangan pertama di lautan pada 12 April melukai dan membunuh pasukan Utsmani dalam jumlah banyak dan mempermalukan Sultan Mehmed untuk kedua kalinya dalam satu pekan. Ditengah Euforia kemenangan Konstatinopel, Sultan memakai cara baru dengan menembakkan meriam darat ke atas dengan sudut tertentu untuk menghancurkan kapal yang terlindung rantai raksasa di Selat Tanduk. Kekalahan pasukan Baltaoghlu melawan 4 Kapal Genoa melengkapi ujian yang diberikan Allah, hingga Sultan harus menghadapi kehilangan moral dan nyawa pasukannya.Konflik Internal pun datang seperti kaum munafik yang telah ada pada zaman Rasulullah, Halil Pasha yang sejak awal menyukai jalan damai dengan berbagai sogokan emas dan perak dari Konstatinopel.
Sultan melanjutkan dengan Perpindahan 72 kapal yang melemahkan mental musuh. Perang urat syaraf Hamzah Pasha dibalas serangan oleh Giacomo Coco. Karamnya kapal Giacomo Coco membuat Kaisar melakukan pembunuhan dan penggantungan jasad tawanan pasukan Utsmani untuk membalaskan dendam. Hal tersebut juga mengakibatkan perpecahan antara Kristen Yunani ortodoks dengan Kristen Lati Romawi semakin bertambah sulit ( Al Hasyr: 14).
Sultan menginginkan pembebasan Konstatinopel dengan korban seminimal mungkin seperti mengambil apel tanpa menginjak permadani mengirimkan surat kepada Kaisar Byzantium untuk menyerahkan Konstatinopel secara damai. Dibalas dengan surat yang berisi pernyataan Kaisar akan mempertahankan singgasananya atau dia terkubur dibawah pagar istana. Sultan pun membalasnya “ Baiklah,maka sebentar lagi aku akan memilii singsasana Konstatinopel atau aku akan terkubur dibawah pagar-pagar Istananya.
Pertengahan Mei hampir semua teknik peperangan telah dicoba, bahkan penggalian terowongan bawah tanah dan menara kayu pun berhasil diatasi oleh pasukan bertahan.Hingga 22 Mei fenomena alam yang telah diperkirakan Syaikh Syamsuddin menambah kengerian akan mistis-mistis di kota Konstatinopel ditambah dengan jatuhnya jimat Hodegetria di lumpur saat diarak keliling kota. Hujan Badai pun menghanyutkan apapun yang ada di dalam kota.
Perkemahan kaum muslim pun juga dirundung masalah, sudah 50 hari umat muslim berperang. Bila 250.000 Pasukan dan diasumsikan satu orang setiap butuh air minimal 2 liter dan membuang urin 1,5 liter maka dibutuhkan 500.000 liter air segar setiap hari dan 375.000 liter urin yang harus diurus, 10 orang memakan 1 unta dalam sehari maka 25.000 unta dipotong setiap hari dan memastikan 35 ton feses tidak merusak kesehatan pasukan.
Zaganos Pasha dengan semangat berkeliling keseluruh perkemahan untuk menyampaikan titah Sultan peyerangan umum besar-besaran pada Selasa 29 Mei sebagai serangan pamungkas.Pukul 01.00 dini hari pasukan gelombang pertama azap maju laksana mencari kematian dan setelah shalat shubuh pasukan gelombang yang kedua para akinci dengan perlengakapan yang lebih baik keadaan menjadi semakin sulit dan setengah jam sejak pasukan Yeniseri diturunkan kota masih bias bertahan, sampai Hasan Ulubat dengan luka-luka dan sayatan berhasil memancangkan bendera Utsmani di atas gerbang, Sultan berteriak”kota itu milik kita!”.
Gelar Ahlul Bisyarah yang telah disandang oleh Sultan Mehmed seorang pengagum berat Rasulullah sejak tanggal 27 Mei 1453 setelah 54 hari pengepungan konstatinopel. Seorang Sultan Kerajaan Utsmani yang mendedikasikan hidupnya sebagai jihad semenjak kanak-kanak, “ Sesungguhnya Allah telah meletakkan pedang di tanganku untuk berjihad di jalanNya”, Do whatever it takes.  Keyakinan seorang Muhammad Al Fatih akan janji Rasulullah bahwa konstatinopel akan ditaklukkan oleh sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik pasukan.
Sebuah Siroh yang menampilkan ke mata dunia bahwa penguasaan dunia saat itu telah berbalik bukan barat ke timur, melainkan dari timur ke barat. Siroh yang mengenang kejayaan Islam, kecakapan pemimpin dan ketangguhan pasukan muslim untuk melakukan pembebasan di Negara Eropa.
Sejarah dan bahasa adalah pelajaran favorit Sultan mehmed yang mengantarkannya sebagai pemimpin yang piawai dalam segala bidang. Sejarah menyediakan berbagai info yang beliau butuhkan , mengasah kreativitas dan kemampuan berfikir , sejarahlah yang membuat seseorang untuk tidak memulai kembali dari nol. Sejarah juga dapat menghemat umur sehingga seorang yang baru berumur 21 tahun memiliki kearifan yang jauh diatas umurnya.
Bahasa yang merupakan induk bagi setiap disiplin ilmu, maka dengan kemampuan bahasa dan sastra sultan mehmed dapat mengakes ilmu-ilmu Islam  menyampaikan ide-ide dan mentransfer semangat jihad dalam dirinya, membuat para pasukannya merasakan apa yang dia rasakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline