[caption caption="telepon umum buluk, sumber: brilio.net"][/caption]Ada diantara pembaca yang masih ingat dengan benda ini? Ceritanya, sewaktu saya baca-baca postingan teman di FB, salah seorang teman mengupload foto benda ini yang langsung menggelitik komen dari banyak teman yang lain. Ketawa-ketiwi, kami berbagi cerita dengan telepon umum ini. Para pembaca yang usianya seperempat abad keatas, yuuk ikut nostalgia bersama saya.
1. Cinta monyet 1
Siapa yang pernah melupakan rasa deg-degan cinta pertama? Rasanya hampir sama dengan deg-degan mau bunge jumping (kalo sekarang). Menulis nomor telepon si dia di telapak tangan, lari ke box telepon umum dan berdoa semoga tidak ada yang pakai. Raih gagang telepon yang rasanya berat, membuka telapak tangan untuk melihat nomor si doi. Lho? Karena tangan sudah keringatan duluan nomornya terhapus!
2. Cinta monyet 2
Ketika nomor sudah di pencet dan nada sambung terdengar, setengah mati berharap si dia yang mengangkat telepon. Kalau misalnya diangkat orang lain, terutama diangkat oleh Bapaknya, rasanya kaki ini gemetaran dan suara tidak bisa keluar karena malu.
3. Request lagu ke radio
Dulu, radio sering sekali membuka line telepon untuk ngobrol dengan pendengar. Mulai dari request lagu sambil nitip salam, menjawab quiz di radio (yang ini harus lari buru-buru sambil bawa receh), atau karaokean di radio (ada yang sengaja datang ke wartel untuk mengadu suara indahnya, mencoba berkali-kali untuk bisa nyambung ke line radio tersebut).
Pada jaman ini, sepertinya komunitas radio saat itu hidup sekali. Mereka seakan sudah mengenal satu sama lain, baik pendengar maupun penyiar. Saling menanyakan kabar kalau yang satu tidak online, dan sering juga mengadakan acara kopi darat yang serunya seperti acara reunian.
4. Menambah uang saku
Siapa yang pernah mencoba menambah uang saku dari telepon umum? Gimana caranya? Yang pintar sih dikorek-korek tempat uang reject nya. Yang lebih pintar lagi, melubangi uang logam dan mengikatnya dengan benang supaya bisa ditarik lagi dan ngobrol dengan gratis.
5. Telepon ke nomor setan