Kasus money politic telah menjadi pembahasan utama media massa di seluruh provinsi di Indonesia. Dengan semakin buruknya budaya money politicdalam pemilu di Indonesia, perlu sebuah gerakan penyadaran akan bahaya dari akibat yang ditimbulkan baik terhadap peserta pemilu maupun terhadap masyarakat sebagai pemilihnya. Money politicsangat berbahaya dalam membangun proses demokrasi yang bersih di Indonesia, karenanya prilaku tersebut dapat dikategorikan sebagai sebuah tindakan kejahatan, karena; money politi cadalah sebuah pelecean demokrasi sekaligus pembodohan masal terhadap rakyat kecil. Maka dengan menyadarkan masyarakat untuk melakukan perlawanan money politic ini sangat penting untuk menempatkan masyarakat sebagai good citizen. Selain itu memposisikan masyarakat sebagai unsur check and balance dalam pemerintah khususnya di lingkup pemerintahan terkecil yaitu desa. Sebenarnya masyarakat dapat memberikan laporan kepada pihak yang berwenang tentang terjadinya money politic. Akan tetapi, pada kenyataannya masih sedikit masyarakat yang menyadari akan pentingnya peran mereka dalam pemilihan umum. Akibatnya, sulit untuk penegak hukum membuktikan praktik-praktik money politic yang ada, hal itulah kemudian yang membuat calon kandidat dengan leluasa menjalankan praktik money politic dengan tujuan memperoleh suara dalam pelaksanaan pemilihan umum.
Pendidikan politik pre-emtifadalah upaya awal yang dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah yang tidak diinginkan oleh sekelompok masyarakat atau individu yang berdampak panjang.Maka,upaya pre-emtifini menanamkan norma kebaikan dalam kehidupan. (Alam, 2018). Praktik politik uang dalam pemilu akan menciptakan seorang pejabat publik yang korup. Dasar terjadinya korupsi di dalam pemerintahan ialah proses pemilihan umum/pemilihan kepala daerah yang didominasi praktik politik uang. Akibatnya ialah biaya politik yang tinggi. Maka dari itu, cara mencegah korupsi dapat di awali dari memberikan pendidikan politik mengenai politik uang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H