Pernyataan dari Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tentang pembangunan di Papua baru dilaksanakan pada era Jokowi menjadi viral di media sosial. Sekelas Menko mengatakan hal seperti itu, tentu akan digoreng habis oleh media. Bagi yang cinta mati dengan Jokowi tentu akan bersorak sorai, tapi dalam hati mereka juga bingung setelah membaca sejarah perjalanan pembangunan Papua.
Pak Luhut, cobalah baca sedikit berita tentang Papua. Atau paling tidak dengarkan juga perkataan orang dari pulau paling timur Indonesia tersebut. Perkataan Pak Luhut bukan saja menyakiti hati pemimpin-pemimpin sebelumnya mulai dari Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati dan SBY. Tapi pernyataan Pak Luhut juga menyakiti hati pemimpin daerah di Papua. Mereka seperti tidak berguna sebelum Oktober tahun 2014.
Boleh saja Pak Luhut memuji Jokowi habis-habisan. Tapi jangan sampaikan juga kabar hoax, kan kita harus mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan oleh UUD 45. Pak Luhut jangan anggap kami rakyat Indonesia bodoh, bakal percaya begitu saja terkait dengan informasi yang disampaikan penguasa.
Kalaupun sekarang Jokowi membangun, itu harus kita dukung demi kemajuan Papua. Bukannya kita tidak senang, tapi jangan sampai melupakan kejujuran dan kebenaran dari suatu informasi.
Sekedar informasi untuk Pak Luhut yang terhormat, pada tahun 2010-2014. Ada 7 ruas jalan strategis dan 4 ruas jalan prioritas. Untuk membangun 11 ruas jalan strategis dan prioritas dengan dana sebesar Rp. 9,78 Triliun. Pembangunan 7 ruas jalan strategis itu adalah Nabire, Waghete dan Enarotali (262 km), Jayapura, Wamena dan Mulia (733 km), Timika, Mapuru Jaya dan Pomako (39,6 km), Serui, Menawi dan Saubeba (499km), Jayapura ke Sarmi (364 km), Jayapura, Holtekam batas PNG (53 km), Merauke Waropko (557 km), dengan total 2.056 km. Sementara itu 4 ruas jalan prioritas Provinsi Papua sepanjang 361 km, yakni Depapre-Bongrang, Wamena-Timika-Enarotali, dan Ring Road Jayapura.
Provinsi Papua Barat, masing-masing 4 ruas jalan. Sorong-Makbon-Mega sepanjang (88 km), Sorong-klamono-Ayamaru-Kebar-Manokwari (606,17), Manokwari-Maruni -Bintuni (217,15), Fak-Fak-Hurimbe, Bomberai (139,24).
Ketua KNPI Saat ini juga menanggapi tuh pak Luhut. Dia orang asli Papua, dan dia mempertanyakan apakah ucapan Pak Luhut provokatif?.
Itu contoh kecil saja ya Pak Luhut. Jika dibuka lebih besar lagi takutnya saya kena Buldozer sama Pak Luhut. Terimakasih dan hentikan sebar hoax, kami tidak bodoh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H