Lihat ke Halaman Asli

Krisis Sistem Transportasi Indonesia: Rangkaian Kecelakaan Bus

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1329357909840858355

Sudah sejak lama saya tertarik dengan isu transportasi, terutama keselamatan berkendara. Sejak masih SMP, kira-kira 6 tahun lalu, saya mempelajari konsep keselamatan transportasi. Lebih khusus saya tertarik dengan moda transportasi sepeda motor,  karena memang saya suka motor dari dulu. Kenyataan bahwa sepeda motor adalah penyumbang tersebesar angka kecelakaan di jalan raya memberikan keprihatinan sekaligus motivasi bagi saya untuk menerapkan prinsip-prinsip keselamatan berkendara dalam keseharian.

Pukulan telak terjadi ketika banyaknya kecelakaan tragis yang melibatkan armada bus akhir-akhir ini.

Namun, saya menjadi sadar mengapa begitu banyak kecelakaan sepeda motor terjadi. Hal itu semata karena masyarakat terus mencari alternatif transportasi yang ideal. Sepeda motor dianggap paling reliabel, murah, efisien dan mobilitasnya sangat tinggi. Sementara itu, transportasi umum tidak bisa diandalkan. Akibatnya, rakyat berbondong-bondong membeli sepeda motor dan diperparah dengan mudahnya kredit motor sejak beberapa tahun lalu. Hal ini menyebabkan semakin padatnya lalu lintas yang berkorelasi dengan meningkatnya angka kecelakaan.

Sebenarnya, kecenderungan rakyat untuk memiliki kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor, merupakan bentuk kekecewaan terhadap negara yang dianggap gagal menyediakan transportasi publik yang layak. Lihat saja karut-marut transportasi publik di negeri ini. Entah yang dikelola oleh swasta maupun BUMN, semua tetap dalam kontrol pemerintah bukan? Barangkali hanya transportasi udara yang bisa dikatakan layak, kecuali di daerah-daerah terpencil.

Pukulan telak terjadi ketika banyaknya kecelakaan tragis yang melibatkan armada bus akhir-akhir ini. Ada yang masuk sungai, tercebur jurang, menabrak warung lalu masuk ke villa sampai menabrak kendaraan lain. Bahkan jika dihitung dari awal tahun 2012 telah terjadi 9 kecelakaan maut yang melibatkan bus sebagai “aktor utama”. Bus sebagai moda transportasi umum yang diminati rakyat (terutama untuk jarak jauh) seakan menjadi momok. Kecelakaan yang terus menerus terjadi, mengakibatkan korban tewas dan luka serta seolah silih berganti menghiasi headline media massa adalah puncak gunung es dari bobroknya pengelolaan angkutan umum.

Dari faktor kendaraan diperoleh kenyataan bahwa sebagian besar bus tidak mengalami uji kelayakan yang memadai. Bahkan, uji KIR sebagai bukti bahwa kendaraan (umum dan barang) layak jalan hanya sekadar formalitas. Banyak calo yang menawarkan jalan pintas penerbitan buku kir dengan membayar sejumlah uang. Ditambah lagi tidak sedikit pengusaha transportasi yang curang dengan memasang parts yang baik ketika uji kir namun melepasnya lagi setelah lolos kir. Akibatnya, penumpang yang menjadi korban karena mereka tidak mendapatkan layanan yang layak sekaligus tidak mendapat perlindungan dari pemerintah sebagai regulator.

Sekiranya sudah cukup banyak korban yang jatuh akibat praktik buruk sistem transportasi umum ini. Rentetan kecelakaan bus awal tahun ini harus menjadi momentum bersama untuk mengoreksi sistem transportasi nasional, terutama dalam menyelenggarakan moda transportasi umum yang layak dan merata. Sehingga para korban tidak akan “die in vain”, karena negeri ini butuh tamparan keras agar tersadar dan perbaiki diri. Akhirnya mari kita doakan para korban yang tewas agar mendapat tempat yang layak di sisiNya serta bagi korban luka agar segera sembuh dan beraktivitas seperti biasa. Masih banyak yang harus diperbaiki dalam sistem transportasi negeri ini.

http://gugling.com/2012/02/11/9-kecelakaan-bus-terjadi-di-awal-tahun-2012/

http://cetak.kompas.com/read/2012/02/16/01413262/uji.kir.kendaraan.hanya.formalitas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline