Lihat ke Halaman Asli

Lilik Maskurotin

Guru Kelas di TK Negeri Pembina Kecamatan Panarukan Situbondo

Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Semua Murid

Diperbarui: 23 Februari 2023   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Semua Murid

(Pemahaman tentang Pembelajaran Berdiferensiasi)

  • Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan belajar murid, dengan memperhatikan menajemen kelas, lingkungan belajar yang mendukung semua murid untuk mendapatkan kesempatan belajar, serta pemberian penilaian berkelanjutan {Tomlinson (1999:14)}

Seperti yang telah kita ketahui bersama dalam modul ajar sebelumnya, bahwa Bapak Pendidikan Indonesia yaitu Bapak Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. 

Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.

Sebagai guru, harusnya bisa memahami latar belakang siswa, baik sosial ekonominya, budaya, serta trauma psikologisnya, sehingga guru bisa memberikan layanan terbaik sesuai kebutuhan belajar anak yang berbeda, dengan tetap memperhatikan kodratnya sebagai anak, serta memberikan motivasi terhadap bertimbuhnya sikap kemandirian dan tanggung jawab anak. Guru adalah pemelajar sepanjang hayat. Karena memang setiap tahun akan menghadapi siswa dengan berbagai karakteristik, dan berasal dari latar belakang sosial, budaya, serta ekonomi yang berbeda. Di sinilah tantangan guru yang selain harus mutitasking, sikap sabar, terbuka, visioner harus dimilikinya, karena seorang guru adalah orang tua kedua bagi anak ketika di sekolah.

  • Karakteristik Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi mempunyai ciri-ciri/karakteristik:

  • Tujuan pembelajaran didefinisikan secara jelas
  • Maksudnya adalah, bagaimana seorang guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar dari murid-muridnya, lalu memenuhinya. Maka guru memerlukan sumber yang berbeda (diferensiasi konten), cara yang berbeda (diferensiasi proses), dan penugasan serta penilaian yang berbeda (diferensiasi produk)
  • Manajemen kelas efektif
  • Ruang kelas yang representatif, tentu akan mempengaruhi hasil belajar dari murid/siswa. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, yang kemungkinan melakukan kegiatan yang berbeda, kelas harus tetap dapat berjalan secara efektif. Guru harus menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Pencahayaan, kenyamanan suasana, sirkulasi udara kelas, serta sarana dan prasarana juga menjadi suatu yang harus diperhatikan oleh guru.
  • Lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar sesuai dengan kebutuhan belajarnya. 
  • Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid. Bagaimana guru memperhatikan kebutuhan belajar murid-muridnya dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya. Tersedianya sumber belajar yang beragam dan dapat diakses secara bebas/leluasa oleh murid, tentu akan sangat  menarik murid dalam mengeksplorasi materi pelajaran.
  • Penilaian Berkelanjutan
  • Setidaknya ada tiga tahapan proses penilaian (asessment) yang terjadi dalam sebuah siklus proses pembelajaran yang hasilnya dapat digunakan oleh guru untuk membantu mengetahui kebutuhan belajar murid, yaitu;
  • Assessment for learning: Catatan penilaian selama proses pembelajaran. Berfungsi sebagai penilaian formatif. Sering disebut sebagai penilaian yang berkelanjutan (ongoing assessment) Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran untuk memonitor kemajuan murid dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar.
  • Assessment Of Learning: Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif. Penilaian ini biasanya dilakukan pada akhir topik bahasa akhir periode penilaian atau akhir semester dan pada umumnya akan diberikan nilai data
  • Assessment As Learning: Penilaian di akhir pembelajaran. Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif juga melakukan refleksi tentang perasaan murid selama belajar, apa yang disukai, dan tidak disukai murid, hal ini akan dijadikan dalam menentukan pembelajaran selanjutnya.
  • Akan lebih sempurna jika guru juga  melakukan Pra assessment/ Assessment Diagnostic. Pra assessment/ Assessment Diagnostic adalah penilaian yang dilakukan guru kepada murid sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan murid-muridnya, atau untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid terkait dengan kesiapan murid dalam berbagai hal, di antaranya: pengetahuan, konsep dan keterampilan awal yang saat ini dikuasai oleh murid; miskonsepsi; tingkat perkembangan kognitif, afektif dan fisik; keterampilan berpikir, dan sebagainya. Hasil dari Assessment Diagnostic ini selanjutnya dijadikan acuan guru dalam menyusun rencana kegiatan pembelajaran, menentukan metode dan strategi pembelajaran yang akan dilakukan

Semua proses penilaian di atas dijadikan guru dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar murid ke depannya, dan dilakukan secara terus menerus, sehingga murid merasa terpuaskan dalam memenuhi kebuutuhan belajarnya, dan mencapai hasil belajar yang maksimal.

  • Cara Mengetahui Kebutuhan Murid dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
  • Pembelajaran diferensiasi menjadi salah satu alternatif metode Pembelajaran yang menjawab tantangan dari paradigma yang meyakini setiap anak adalah unik, berbeda dengan segala keberadaannya. Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru diajak untuk menyajikan pembelajaran yang bisa memberikan kebutuhan anak yang berbeda-beda itu. Lalu bagaimana seorang guru dapat  mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya?

Mengidentifikasi kebutuhan murid sangat penting untuk dilakukan agar kita dapat menyesuaikan pembelajaran dengan tepat, dan membantu murid-murid kita sukses dalam proses belajarnya. Guru juga harus meluangkan waktu dan memberikan perhatian terhadap murid-muridnya untuk mengetahui kebutuhan belajar murid.

Untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan belajar murid, bisa dengan cara; memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid, refleksi murid, dan terbiasa mendengarkan muridnya berpendapat. Guru melakukan tindak lanjut dengan mencatat tentang profil murid juga akan sangat membantu guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan murid-muridnya.

  • Mengutip dari buku How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom yang ditulis oleh Tomlinson (2001), bahwa kebutuhan belajar murid paling tidak dapat dikategorikan berdasarkan 3 aspek, yaitu:
  • Kesiapan belajar (readiness) murid

Tujuan melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline