Lihat ke Halaman Asli

Tatapan Penuh Cinta

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kompasioners menatap orang – orang terdekat saat ia sedang tidur ? Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.

Seorang artis yang ketika dipanggung begitu cantik dan mempesona pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam didunia sekalipun jika ia sudah tidur, tak kan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah kompasioners saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut – rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat diwajahnya. Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak – anaknya. Orang inilah yang rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibu kompasioners. Hmmmm…… kulitnya mulai keriput dan tangannya yang dulu halus membelai – belai tubuh kita (waktu masih kecil) kini kasar karena tempaan hidup yang keras. Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata – mata karena rasa kasih dan sayang. Dan rasa sayangnya itu, sering kali kita salah artikan.

Cobalah menatap wajah orang- orang tercinta itu, dikala mereka terlelap. Ayah, ibu, suami, istri, kakak, adik, anak, sahabat, pacar, semuanya…..Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakanlah energi Cinta yang mengalir pelan – pelan saat menatap wajah lugu yang sedang terlelap itu. Rasakanlah getaran Cinta yangmengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang – orang itu, demi kebahagiaan kita.

Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah-pahaman kecil, yang entah kenapa selalu saja nampak besar. Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah – wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkap segalanya. Tanpa kata, tanpa suara dia berkata ….“betapa lelahnya aku hari ini”. Dan apa penyebab lelah itu ? Untuk siapa dia rela berlelah – lelah ? Jawabannya adalah kita !.

Suami yang bekerja keras mencari nafkah, istri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, sahabat, pacar dan orang – orang terdekat yang telah melewatkan hari – hari suka dan duka bersama kita. Resapilah kenangan – kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah – wajah mereka. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari, mereka “orang – orang terkasih itu” tak lagi membuka mata,

selamanya……..

Dikutip dari :Cerita Motifasihttp://jowo.jw.lt

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline