Lihat ke Halaman Asli

Penerapan Penyebab Kasus Korupsi di Indonesia Pendekatan Robert Klitgaard dan Jack Bologna

Diperbarui: 16 November 2024   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri_Prof. Apollo. Modul Kuliah 10 Etika dan Hukum UMB 2022

Korupsi di Indonesia Sebuah Fenomena yang Kompleks

Korupsi merupakan salah satu tantangan serta masalah besar dan serius yang dihadapi Indonesia dalam perkembangan ekonomi, keadaan sosial dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik. Sehingga memerlukan pendekatan yang tepat untuk memahami dan mengatasinya. Pendekatan Robert Kiltgaard dan Jack Bologna memberikan wawasan yang mendalam dan komprehensif dalam memahami penyebab dan factor yang mendorong maraknya korupsi di Indonesi. Sebagai negara dengan birokrasi yang kompleks, Indonesia kerap menghadapi tantangan serius dalam mencegah prkatik korupsi. . Klitgaard dan Bologna masing-masing memberikan teori yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi akar permasalahan ini, baik dari sisi struktural, sistematik, maupun perilaku individu yang terlibat dalam Tindakan korupsi. Salah satu pendekatan yang relevan untuk dilakukan adalah teori yang dikemukakan oleh Robert Klitgaard, seorang ekonom dan ahli kebijakan publik yang memperkenalkan formula korupsi yang dapat memberikan wawasan yang mendalam mengenai penyebab dan solusi untuk mengatasi masalah ini. Klitgaard mengemukakan bahwa korupsi dapat dipahami melalui rumus sederhana sebagai berikut => C= M + D -- A, yaitu Corruption = ( Monopoly + Discretion ) -- Accountability. Pendekatan ini membantu memahami penyebab utama korupsi yang dapat dilihat dalam berbagai konteks atau aspek, termasuk di Indonesia.

A. Dalam konteks di Indonesia memiliki beberapa faktor kunci yang sesuai dengan pendekatan Robert Kiltgaard yaitu :

Monopoli (Monopoly) = M

Dalam beberapa sektor tertentu, seperti sumber daya alam dan pengadaan barang dan jasa, terutama di lembaga pemerintah dan badan usaha milik negara yang menciptakan peluang bagi pejabat menjadi sangat kuat untuk menyalahgunakan kekuasaannya. Misalnya, dalam proyek infrastruktur (adanya monopoli dapat menyebabkan penyalahgunaan anggaran dan praktik kolusi antara pihak swasta dan pemerintah). Birokrasi yang terpusat dalam pemberian izin usaha sering kali memberikan ruang bagi pejabat untuk memanfaatkan kekuasaannya.

Diskresi (Discretion) = D atau kebijakan yang memberikan kewenangan besar kepada individu tertentu tanpa pengawasan yang memicu kebebasan dalam pengambilan keputusan juga berkontribusi yang sering kali memicu terhadap praktik korupsi. Dalam banyak kasus, pejabat publik memiliki wewenang yang besar untuk menentukan kebijakan dan alokasi anggaran tanpa pengawasan yang memadai. Hal ini sering kali dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Misal pada proses pengadaan barang dan jasa, dimana pejabat memiliki kebebasan menentukan pemenang tender.

Kurangnya Akuntanbilitas (Accountability) = A

Rendahnya akuntabilitas menjadi faktor penting yang memperburuk keadaan terutama Banyak institusi di Indonesia yang kurang transparan dan tidak memiliki mekanisme pengawasan yang efektif dan lemahnya penegakan hukum yang memungkinkan Tindakan korupsi sulit terdeteksi dan ditindaklanjuti, sehingga menciptakan budaya impunitas dan terus berlanjut. Contohnya adalah lemahnya integritas dalam pelaporan keuangan daerah yang sering disoroti oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Dalam rangka penerapan pendekatan Robert Klitgaard di Indonesia memerlukan sinergi antara pembatasan monopoli, pengendalian diskresi, dan penguatan akuntabilitas, penting bagi Indonesia untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam tata kelola publik pemerintahan. Reformasi birokrasi, meningkatkan persaingan, penguatan lembaga pengawas, dan penerapan teknologi informasi dalam sistem pemerintahan yang dapat menjadi langkah penting dan strategis untuk mengurangi kesempatan terjadinya korupsi ini. Pendekatan Robert Klitgaard menawarkan kerangka kerja yang sederhana namun efektif untuk dapat lebih memahami dinamika dan strategi yang lebih efektif untuk memerangi atau mencegah terjadinya korupsi.

Dalam memahami dan menangani korupsi, pendekatan Robert Klitgaard menjadi kerangka kerja yang relevan. Klitgaard merumuskan bahwa korupsi terjadi ketika ada monopoli kekuasaan, diskresi yang tidak diawasi, dan lemahnya akuntabilitas. Oleh karena itu, implementasi teori ini di Indonesia melibatkan upaya untuk membatasi monopoli, mengurangi diskresi, dan memperkuat akuntabilitas. Dengan memahami ketiga elemen ini, kita dapat merumuskan strategi untuk mencegah, mengobati, dan menghilangkan korupsi di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline