Lihat ke Halaman Asli

Anak Istimewa

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Memiliki anak “istimewa” tentu mengagetkan. Sebagai manusia biasa, hal tersebut akan membuat kita sedih dan merasa bahwa Tuhan tidak adil. Orang tua mana yang menginginkan anak yang dilahirkannya tidak normal, memiliki keterbatasan atau cacat.

Akan muncul dalam benak kita, mengapa Tuhan memberikan kemalangan ini pada kita, sedangkan di dunia ini ada berjuta orang. Mengapa harus kita yang menerima semua ini? Mengapa bukan orang lain saja?

Namun bersedih dan menyalahkan Tuhan tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik. Maka stop bersedih dan mulailah memandang positif atas apapun yang kita miliki.

Langkah awal adalah, bersyukurlah atas semua yang telah Tuhan berikan. Bersyukur karena dari berjuta orang, kita lah yang dipilih Tuhan untuk menjadi orang tua dari anak yang istimewa. Tuhan memilih dan menitipkan seorang anak spesial tersebut pada kita karena Tuhan menilai kitalah yang terbaik dan yang akan mampu membesarkannya.

Setelah bersyukur, bangun komunikasi positif bersama keluarga. Saling memberi dukungan terhadap anggota keluarga akan membuat beban terasa lebih ringan.

Setelah itu, cari dan temui orang-orang yang mengerti tentang anak berkebutuhan khusus, takan apa yang ingin ditanyakan. Walau masih bingung dan tak tahu apa yang harus diperbuat, hal ini akan membuat kita tenang. Tenang karena kita mendapat informasi bahwa ternyata kita tidak sendiri. Banyak orang di luar sana yang memiliki nasib sama, malah ada yang keadaannya lebih buruk dari kita.

Bicaralah pada teman-teman dan sahabat tentang kondisi kita. Dorongan dan penguatan mereka akan membuat kita bersemangat untuk membesarkan dan mendidik anak kita. Bahkan kita akan mengetahui bahwa banyak orang yang sangat peduli terhadap kita.

Walau semua telah terasa lebih baik, namun kenyataannya kita akan mendapat sedikit rintangan. Seperti tetangga yang bermulut ember, orang yang kepo serta orang-orang negatif lainnya. Namun hal tersebut harus kita abaikan.

Perasaan kita jangan sampai terkikis oleh mereka-mereka yang berpikiran sempit. Tetaplah fokus pada tujuan kita untuk merawat anak kita. Seperti pepatah “anjing menggonggong kafilah berlalu.” Bila kita tidak memikirkan dan menbiarkan mereka. Ocehan mereka akan berhenti dengan sendirinya.

Yang paling utama dalam membesarkan anak istimewa adalah kebesaran hati kita sebagai orang tua untuk menerima keadaan. Maka teruslah bersemangat, maka energi positif akan terus kita dapatkan, sehingga kita akan terus berbahagia dan kebahagiaan itu akan kita tularka pada anak spesial kita.

Mari bersemangaaaaaaaaat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline