Lihat ke Halaman Asli

Liliek Purwanto

TERVERIFIKASI

penulis

Pantun: Ramadan, Bulan Mustajab Tiada Duanya

Diperbarui: 24 Maret 2024   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Ramadan. Sumber gambar: Unsplash melalui Kompas.

Azan berkumandang penanda Asar
Pikiran mulai terusik waktu berbuka
Sedemikian banyak masa terhampar
Mengapa Ramadan begitu istimewa?

Usai salat bergegas tinggalkan rumah
Tak lagi bersabar menunggu hujan reda
Sebelas bulan sekadarnya beribadah
Sontak berubah saat Ramadan tiba

Pakaian basah tak lagi dirasa
Penganan warna-warni mengundang selera
Sungguh berbeda ibadah puasa
Pahala dikirim langsung pemilik semesta

Akhirnya, perburuan takjil pun kelar
Dua tangan mencengkeram empat bungkusan
Ramadan menjelma bulan panen akbar
Satu amal dibalas tujuh ratus ganjaran

Kaki melangkah hendak bergegas
Tak ingin keduluan suara azan musala sebelah
Bulan ini bergemuruh solidaritas
Berlomba sedekah jadi pemandangan lumrah

Anak-anak berhambur menyambut jajanan
Rupanya azan Magrib keburu menyapa
Begitu melimpah taburan hikmah Ramadan
Bulan manakah yang mampu menyamainya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline