Lihat ke Halaman Asli

Liliek Purwanto

TERVERIFIKASI

penulis

Puisi | Hujan Seperti Memahami

Diperbarui: 19 Maret 2019   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Hujan seperti mewakili banyak hati
Turun sepanjang hari tanpa henti
Mulai senja hingga petang kembali hadir
Jeda sejenak menahan getir

Hujan di sini hanya rintik-rintik berirama duka
Turut merasakan pedihnya lara
Hujan hadir tak diiringi dentum guruh
Seperti sedang memahami jiwa-jiwa yang trenyuh

Rinai hujan mengiring berbagai kisah pilu
Bencana alam dan petaka kemanusiaan
Seolah dipandu oleh seorang dirigen hingga padu
Menyambang beriringan

Tetumbuhan basah oleh air yang menitik pelan
Kita bisa menahan tetes air dengan payung atau jas hujan
Di bagian bumi lain tanah-tanah lengas oleh luapan air mata
Kita tak kan mampu mengusapnya dengan sapu tangan kita

Ledakan di ujung negeri menyisakan lubang besar di tanah, juga rongga dada yang terbelah
Dengan apa kita hendak menambalnya?
Gelontoran mesiu di benua seberang membuat lantai masjid berjebai darah
Dengan apa mereka mau membasuhnya?

Penyakit jiwa memang tak mengenal trah
Bisa merasuk kepada siapa saja
Ia juga tak menandai sebuah wilayah
Sesukanya datang ke bagian dunia mana saja




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline