Lihat ke Halaman Asli

Lili Asnawiyah

Mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Lonjakan Harga Cabai Meningkatkan Tekanan Ekonomi Masyarakat

Diperbarui: 30 November 2023   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masyarakat Indonesia mengalami tekanan ekonomi yang signifikan menjelang akhir November 2023, dipicu oleh kenaikan harga cabai dan komoditas pangan. Data terkini dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional mencatat bahwa harga cabai rawit merah di DKI Jakarta naik 58% dalam sepekan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pandangannya mengenai kenaikan harga cabai dan beras di beberapa daerah yang terjadi sesekali setiap tahunnya. Hal ini ia sampaikan selama kunjungan kerja di Purwakarta, Kamis (9/11/2023).

"Kenaikan harga cabai memang sering terjadi dan bersifat musiman. Jika memasuki musim seperti ini, harganya cenderung meningkat," kata Jokowi. 

Harga cabai di beberapa daerah saat ini telah melewati angka Rp 100.000 per kilogram. Meskipun cabai menjadi semakin pedas, Jokowi mengamati bahwa harga komoditas lainnya tetap stabil.

Rata-rata harga cabai rawit merah per kilogram di pasar modern beberapa provinsi mencapai Rp 101,92 ribu pada 28 November 2023, mengalami kenaikan dibandingkan pekan sebelumnya yang mencatatkan Rp 94,68 ribu per kg.

Pasar modern Nusa Tenggara Timur mencatat harga cabai rawit merah tertinggi se-Indonesia, mencapai Rp 149,9 ribu per kg. Di Maluku, harga mencapai Rp 132,5 ribu per kg, menjadi yang termahal kedua, diikuti Riau (Rp 124,95 ribu per kg), Bali (Rp 123,1 ribu per kg), dan DKI Jakarta (Rp 121,9 ribu per kg).

Namun, 14 provinsi mencatat penjualan cabai rawit merah di bawah rata-rata nasional. Papua Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat merupakan tiga provinsi dengan harga terendah.

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia, Pak Tunov Mondro Atmojo, menyampaikan kekhawatiran terkait lonjakan harga. Selain faktor cuaca, seperti dampak El Nino, ia menyoroti masalah logistik dan biaya transportasi tinggi dari sentra produksi di luar Jawa sebagai penyebab. Meskipun pemerintah berupaya mengurangi dampak, solusi konkret belum ditemukan.

Pak Tunov menekankan perlunya keterlibatan berbagai sektor, termasuk pemerintah pusat dan daerah, serta regulasi yang jelas terkait stabilitas harga. Tanpa regulasi yang kuat, petani dan pedagang cabai tetap rentan terhadap fluktuasi harga yang tidak terkendali. 

 Sumber : 

  https://databoks.katadata.co.id/profile/agus-dwi-darmawan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline