Lihat ke Halaman Asli

DBD di Indonesia, Hingga Februari 2019 Mencapai 16.692 Kasus

Diperbarui: 20 Februari 2019   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Nyamuk Aides Aigepty (Sumber Instagram)

Laporan kasus demam berdarah terus bertambah. Di awal tahun Januari 2019 kasus ini mengalami peningkatan.  Bersamaan dengan kondisi curah hujan di Indonesia yang tinggi. Hingga bulan Februari 2019, laporan terkait kasus demam berdarah yang masuk ke data Kementerian Kesehatan terus bertambah.

Per 29 Januari 2019, berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan kasus DBD mencapai jumlah 13.683. Jumlah penderita meninggal dunia 133 jiwa. Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi  mengatakan, berdasarkan data sementara yang dihimpun Kementerian Kesehatan dari awal tahun hingga 29 Januari 2019, jumlah penderita DBD yang dilaporkan mencapai 13.683 orang di seluruh Indonesia.

Pertambahan jumlah kasus DBD terus dilaporkan. Hingga 3 Februari 2019, jumlah penderita DBD mencapai 16.692 kasus. dengan 169 jiwa dinyatakan meninggal dunia. Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menyebutkan untuk jumlah kasus DBD terbanyak berada di Jawa Timur dengan jumlah 2.657. Posisi kedua di wilayah Jawa Barat dengan jumlah penderita 2.008 jiwa. Dan wilayah ketiga terbanyak  di NTT dan Kupang dengan total penderita 1.169 jiwa.

Selain itu untuk data korban meninggal akibat kasus DBD total terbanyak yaitu 47 korban berada di Provinsi Jawa Timur. Selanjutnya di NTT dengan 14 korban dan di Sulawesi Utara jumlah 13 korban.

Dibandingkan data 2018 tahun lalu, pada Januari hingga Februari 2019 kasus DBD di Indonesia lebih tinggi. Pada Januari 2018 total penderita DBD hanya 6.167 penderita, dengan kasus meninggal total 43 kasus. Selain itu sepanjang tahun 2018, untuk seluruh penderita DBD mencapai 53.075 jiwa. Dengan jumlah total meninggal 344 korban. Sementara itu, berdasarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) dari Direktorat Pencegah dan Pengendali Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kemenkes, telah dilaporkan 584 kasus DBD berdasarkan laporan dari 6 provinsi dan 8 kabupaten/kota di Indonesia.

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, menghimbau kepada fasilitas layanan kesehatan untuk tetap waspada jika ada demam segera memikirkan kemungkinan demam dengue dan memperhatikan pola penambahan kasus. 

"Bila ada kasus DBD maka segera lakukan penyelidikan epidemi dan penanggulangan fokus seperti foging dan pemberian larvasida,'' katanya.

Selain itu, tambah dr. Nadia, ada tim gerak cepat yang terintegrasi antara pusat dan daerah termasuk imbauan ke sekolah untuk mengaktifkan PSN.

Kementerian Kesehatan juga melakukan langkah pencegahan dini untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk(PSN) dan 3M+. Langkah 3 M+ yaitu Menguras, Mengubur, dan Menutup. Selain itu dapat dilakukan beberapa hal pencegahan seperti mendaur ulang sampah, menyebar bubuk larvasida pada setiap tempat penampungan air, menggunakan obat nyamuk dan lotion anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk seperti bunga lavender dan serai, mengatur cahaya dan ventilasi ruangan, memasang kelambu anti nyamuk, merapikan gantungan baju, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, dan memelihara kebersihan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline