Lihat ke Halaman Asli

Lilian Kiki Triwulan

TERVERIFIKASI

Always be happy

Menikmati Gurihnya Keripik Angkrik, Olahan Sederhana dari Desa Nangkod

Diperbarui: 31 Juli 2020   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angkrik yang sudah digeprek/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Angkrik, salah satu umbi yang tumbuh subur dan memiliki khasiat yang menyehatkan bagi tubuh. Namun, tidak banyak yang memanfaatkannya bahkan untuk menanamnya pun minim peminatnya.

Angkrik atau orang juga bisa mengenal dengan irut, bentuknya kecil memanjang dan ditumbuhi serabut-serabut halus. Angkrik memang tidak setenar singkong dan ubi, tetapi angkrik memiliki segudang manfaat yang baik untuk tubuh salah satunya sebagai obat lambung atau maag.

Angkrik ini biasanya diolah hanya dikukus saja dan langsung dimakan. Ada juga yang membuatnya sebagai tepung angkrik yang biasanya diolah menjadi bubur irut atau bubur angkrik.

Berbeda halnya dengan Sukirno (54) dan Suwesi (55), pasangan suami istri dari Desa Nangkod, Kecamatan Kejobong yang mengolah angkrik sebagai makanan ringan yang renyah dan guruh. Ya, keripik angkrik, bentuknya serupa dengan emping bedanya ada pada serabut-serabut halus yang berasal dari angkrik.

Sukirno dan Suwesi pengusaha Keripik Angkrik/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Sukirno dan Suwesi mengaku memulai membuat keripik angkrik sejak dua bulan yang lalu. Ia terinspirasi dari cucunya yang berada di Yogya, di mana banyak orang di Yogya yang membuat keripik angkrik.

Membuat keripik angkrik pun menurut Sukirno dan Suwesi ini menjadi pekerjaan sampingan dan untuk menyibukan diri. Setelah melalui percobaan ternyata rasanya memang unik apalagi ketika sudah dibuat menjadi keripik angkrik rasanya lebih yahuud.

Kemudian dilanjutkanlah sampai sekarang oleh Sukirno dan Suwesi untuk membuat Keripik Angkrik, bahkan sekarang sudah mulai dijual ke luar kota melalui pasar online. Namun sayangnya, Sukirno dan Suwesi terkendala dengan bahan baku yang cukup langka.

Jarang ada orang yang menanam secara khusus tanaman angkrik, alhasil Sukirno dan Suwesi harus mencarinya keliling desa di kebun-kebun warga bahkan sampai ke tetangga desa. Mereka pun berusaha untuk menanam angkrik sendiri di halaman rumahnya agar lebih mudah mengolahnya.

Suwesi sedang menunjukan tanaman angkrik/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Angkrik atau irut ini setelah dipisahkan dengan daunnya kemudian dicuci hingga bersih agar tidak ada tanah yang tersisa. Serat-serat yang tumbuh di sekitar angkrik ini kemudian dibuang dengan cara dikerok beserta kulitnya.

Setelah itu cuci bersih angkrik, lalu masuk pada proses perebusan selama 40 menit. Kenapa harus 40 menit? agar teksturnya pas saat digeprek jangan sampai terlalu lama atau terlalu singkat karena akan berbeda hasilnya.

Lalu angkrik yang sudah direbus di dinginkan terlebih dahulu dan siapkan plastik atau wadah lebar untuk menggeprek angkriknya. Angkrik ini dipotong terlebih dahulu kurang lebih panjangnya satu sampai dua cm selanjutnya digeprek dengan mutu atau alat khusus hingga benar-benar tipis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline