Lihat ke Halaman Asli

Lilian Kiki Triwulan

TERVERIFIKASI

Always be happy

Grebeg Onje, Tradisi Masyarakat Onje Sambut Ramadan

Diperbarui: 18 Mei 2020   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembagian tujuh mata air bagi masyarakat Desa Onje yang dipercaya membawa keberkahan/Foto: Lil's

Tepatnya di Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga ada satu tradisi yang terus dilestarikan untuk menyambut datangnya Bulan Ramadan. Grebeg Onje begitu orang menyebut tradisi tersebut. Masyarakat Desa Onje khususnya selalu menyambutnya dengan penuh suka cita. Ada beragam tradisi yang dilakukan dalam gelaran Grebeg Onje.

Grebeg Onje sudah dilakukan secara turun temurun. Seiring berjalannya waktu, Grebeg Onje dijadikan sebagai acara tahunan belum lama ini. Grebeg Onje ini dijadikan sebagai salah satu wisata religi dan wisata budaya di Desa Onje.

Gelaran Grebeg Onje diawali dengan ziarah kubur para sesepuh Onje. Desa Onje merupakan desa tertua di Kabupaten Purbalingga. Dalam laman https://purbalingganews.net/grebeg-onje-menggali-sejarah-tumbuhkan-nasionalisme/ disebutkan mempelajari sejarah Purbalingga, tentu tidak terpisahkan dari sebuah wilayah berdaulat yang bernama Kadipaten Onje. Grebeg Onje mengingatkan kita bahwa Onje pernah menjadi sebuah kadipaten yang melahirkan para pemimpin Kabupaten Purbalingga.

Setelah ziarah kubur sesepuh Onje, dalam rangkaian Grebeg Onje juga dilakukan napak tilas sejarah, doa bersama dan sarasehan kebudayaan sejarah Onje oleh para pemerhati sejarah dan budaya di Purbalingga.

Di hari selanjutnya akan dilakukan prosesi pengambilan air dari tujuh mata air atau orang setempat menyebutnya belik yang ada di Desa Onje. Pengambilan tujuh mata air ini dilakukan oleh para pemuda dan pemudi desa setempat dengan menggunakan kendi serta dilakukan ritual terlebih dahulu oleh para tetua desa tersebut. Ritual ini dilakukan sebagai bentuk pensucian diri masyarakat sebelum memasuki Bulan Ramadan.

Ritual pengambilan mata air di Desa Onje/Foto: Dinkominfo Purbalingga

Tujuh mata air yang dianggap keramat, bahkan tidak pernah kering di Desa Onje dan dijadikan sebagai sumber mata air bagi warga desa setempat. Mata air tersebut yakni Belik Sidomas, Belik Daor, Belik Pancur, Belik Nagasari, Belik Muli dan Belik Gondok. Masing-masing mata air tersebut memiliki makna dan ceritanya masing-masing yang konon ceritanya memiliki manfaat bagi mereka yang mensucikan diri di belik tersebut.

Mata air yang telah diambil kemudian diarak ke Balai Desa Onje untuk dilakukan prosesi seserahan air suci dengan diiringi musik sholawatan. Kemudian diarak kembali menuju Lapangan Desa Onje dimana sudah tersedia kendi berukuran besar untuk menampung semua mata air yang diambil. Lalu dilakukan prosesi doa bersama. Dan terakhir air suci di dalam kendi tersebut dibagikan kepada warga yang sudah membawa botol dari rumah masing-masing.

Tradisi ini menjadi ajang silaturahmi tersendiri bagi warga setempat. Dan air suci yang dibagikan dipercaya membawa keberkahan. Prosesi Grebeg Onje belum usai. Setelah masyarakat ramai mengambil air suci, mereka kembali berebut gunungan hasil pertanian yang dibawa oleh masing-masing dusun di Desa Onje, mulai dari padi, sayur mayur hingga buah-buahan.

Di malam harinya dilanjutkan dengan acara penggelan atau ritual mengarak nasi penggel. Nasi penggel ini dibuat oleh warga setempat dan dikumpulkan menjadi satu untuk kemudian dimakan secara bersama-sama. Untuk acara penggelan sendiri, penggel diarak dari Puspa Jaga Desa Onje menuju Masjid Raden Sayyid Kuning dengan diiringi tari Begalan dan Shalawatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline