Lihat ke Halaman Asli

Lilian Kiki Triwulan

TERVERIFIKASI

Always be happy

Philippe dan Griss Ajarkan Solidaritas dalam Film "The Intouchables"

Diperbarui: 9 Mei 2020   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar dari tayangan YouTube Movieclips Trailers

The Intouchables merupakan film Perancis yang dirilis pada 2 November 2011. Film berjudul 'The Intouchables dibintangi oleh Franois Cluzet sebagai Phillippe dan Omar Sy sebagai Driss. Film tersebut terinspirasi dari kisah nyata antara Philippe Pozzo dan pengasuhnya Abdel Sellou.

Film berbahasa Perancis ini mengajarkan tentang nilai-nilai kehidupan salah satunya solidaritas. Solidaritas atau rasa kebersamaan, rasa kesatuan kepentingan, rasa simpati bahkan ada yang mengartikan sebagai sifat satu rasa, senasib atau hubungan antar individu berdasarkan rasa saling percaya.

Dari kedua tokoh utama Philippe dan Driss ada pesan yang ingin disampaikan kepada penonton secara tersirat. Philippe dan Driss berasal dari latar belakang yang berbeda. 

Philippe dengan kekayaannya dan Driss dengan kebrutalannya. Namun keduanya ternyata disatukan dan menjadi sangat akrab meskipun baru mengenal satu sama lain bahkan dari latar belakang yang berbeda.

Bermula dari Philippe yang mencari pengasuh untuknya karena kondisi fisiknya yang lumpuh dan membuatnya harus bergantung kepada orang lain. 

Ada banyak orang yang mendaftarkan dirinya menjadi pengasuh Philippe dengan latar belakang pendidikan yang tinggi dan pengalaman yang bagus. Namun, hal itu tidak membuat hatinya tergerak.

Hingga ada seorang lelaki bertubuh tinggi, hitam, kuat dan sehat memasuki ruang wawancara dan hanya meminta tanda tangannya agar ia bisa mendapatkan tunjangan sosial dari pemerintah di Perancis karena tidak memiliki pekerjaan dan pengalaman yang minim. 

Tingkahnya yang arogan, brutal dan tak memikirkan pekerjaan karena latar belakang inilah yang membuat Philippe tertarik dengan Driss dan menantangnya untuk menjadi pengasuh dirinya selama satu minggu.

Keesokan harinya, ia mulai bekerja di rumah Philippe. Ia mengamati apa yang perawat lakukan ketika pagi. Awalnya Driss merasa enggan bahkan tidak tahu harus berbuat apa. Tapi karena ketidaktahuannya inilah yang membuatnya menarik bagi Philippe. Driss juga memperlakukan Philippe seperti orang biasa yang tidak mengalami sakit apapun.

Lelucon inilah yang membuat Philippe merasa nyaman berada di samping Driss. Bahkan karena tingkah konyolnya Driss sampai mencoba untuk menumpahkan teh panas ke kaki Philippe sampai akhirnya perawat yang menegurnya. Awalnya ia mengeluh karena harus membersihkan tubuh Philippe secara keseluruhan apalagi sampai memakaikan stocking di kaki Philippe. Lama kelamaan dia mulai terbiasa dengan hal-hal seperti itu.

Sampai pada suatu malam, Philippe mengalami sesak nafas dan terdenga pada Handy Talky (HT) yang menjadi penghubung antara Philippe dan pengasuhnya Driss. Mulanya ia tak menggubris, namun ia tak tega mendengar nafasnya yang terengah-engah. Ia lalu menghampiri Philippe dan memberikannya handuk hangat. Kemudian mengajaknya keluar untuk mencari udara segar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline