Lihat ke Halaman Asli

Lilia Gandjar

TERVERIFIKASI

Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Mendesain Pelajaran Sejarah dan Budaya dengan Cara yang Menyenangkan

Diperbarui: 30 Agustus 2023   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendesain Pelajaran Sejarah dan Budaya dengan Cara yang Menyenangkan. (www.freepik.com)

It doesn't matter how slowly you go as long as you do not stop. - Confusius

Confusius mengatakan jika belajar membutuhkan proses yang cukup lama. Tidak peduli selambat apapun, asalkan tidak berhenti. Sekecil apapun langkah yang kita ambil, itu akan membawa kita semakin dekat dengan sasaran.

Sejak Puteri Kecil balita, saya mengobservasi talentanya dan menemukan jika bakat linguistik dan numeriknya tinggi. Karena itulah homeschooling kami khusus untuk mengasah kedua bakat ini. Pelajaran lainnya hanya suplemen yang saya berikan dalam bentuk bacaan dan diskusi.

Dengan menggunakan prinsip Confusius, homeschooling kami hanya berlangsung 3 jam setiap hari.  Puteri Kecil memulai hari-harinya dengan mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus bisnis Pet Walk, dan efektif belajar dari jam 9 hingga 12.

Dari pengalaman homeschooling kami, saya belajar banyak hal. Seperti fabel Kura-Kura dan Kancil, sekalipun kami berjalan tertatih-tatih di awal, tetapi saat ini kami sudah terlampau jauh dari titik awal. Perkembangan dan pertumbuhan Puteri Kecil sungguh membanggakan. Sekalipun dia bukan anak yang terpandai, saya menilainya sebagai kemenangan kami berdua.

Kami tidak pernah berhenti, itu kuncinya. Homeschooling kami berjalan lambat, tetapi jangka panjang. Sesekali saya mempercepat irama, agar menantang dan membangkitkan gairah Puteri Kecil. Di saat lain, kala Puteri Kecil terlihat lelah, saya memperlambat proses belajar dan memberikan dia perhatian lebih.

Mindful Study Tour

Ada prinsip Confusius yang menarik dan merasuk ke hati: "I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand." Maka dalam homeschooling saya selalu menekankan prinsip Ehipassiko: terlibat, lihat, rasakan, dan buktikan sendiri. Pemahaman mendalam hanya akan kita dapat jika mengalami sendiri.

Sejarah sering kali dianggap sebagai mata pelajaran yang kering. Karena itulah saya memilih pendekatan yang lebih menarik. Dengan merangkul mindfulness, fleksibilitas, dan petualangan, belajar sejarah akan menjadi pengalaman yang luar biasa unik. Terlebih untuk anak-anak yang bakat kinetetisnya tinggi, mereka akan menyanjung pengalaman-pengalaman dinamis.

Objektif dari Study Tour ke Yogyakarta. (Dokumen Pribadi)

Materi tentang sejarah dan budaya Yogyakarta. (Dokumen Pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline