Lain lubuk lain belalang, lain tempat lain cerita. Di Indonesia, berita Harga BBM Naik seumpama coklat bagi anak kecil. Di Australia, inilah yang Pak Tjiptadinata Effendi katakan "Sekali Mengisi BBM Senilai Rp.1,2 Juta Rupiah, Bukan Hoaks".
Perbedaan reaksi ini menunjukkan tingkat kemapanan ekonomi yang berbeda. Di Indonesia, ada 26,16 juta penduduk miskin pada Maret 2022. Sedangkan di Australia, hanya terdapat 3,2 juta orang miskin per Februari 2020.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia setara dengan total penduduk Australia!
***
Harga BBM naik dapat memicu kenaikan harga barang dan penurunan daya beli masyarakat. Ini bagai badai baru setelah pandemi Covid-19.
Bagi masyarakat kelas ekonomi atas, mereka akan menanggapi isu BBM naik lagi dengan santai. Ini hanya masalah pengaturan ulang anggaran belanja.
Beda dengan kelas ekonomi menengah ke bawah. Untuk mereka yang pendapatan bulannya kecil, apalagi tanpa upah pasti, kenaikan harga barang-barang ibarat hunusan pedang. Ini perkara bertahan hidup!
Di saat-saat sulit, banyak hal yang tidak dapat kita prediksi. Dan inilah yang membuat kita cemas dan stres.
Padahal, stres dapat mengundang hal-hal buruk pada diri kita, misalnya salah mengambil keputusan, penyimpangan gaya hidup, kebiasaan buruk makan, dan lainnya.
Masa-masa sulit adalah bagian dari kehidupan. Dan di saat sukar itulah, apa yang kita lakukan penting.
Hal yang paling mungkin dan dapat kita lakukan adalah mengendalikan tindakan saat ini. Ini 7 triknya: