Dampak Menonton Film Horor
Umumnya, film horor memang dirancang dengan efek-efek menakutkan. Seperti suara yang tiba-tiba muncul, bunyi yang mengerikan, dan nada yang tegang.
Penelitian menunjukkan, bahwa film horor meningkatkan kecemasan, gangguan tidur, dan ketakutan pada anak-anak.
Min Zhuo, spesialis ketakutan dan kecemasan di Universitas Toronto, mengatakan bahwa menonton film horor dapat menyebabkan trauma. Dan efek trauma di masa kanak-kanak dapat bertahan hingga dewasa.
Otak anak-anak belum mampu memproses gambar-gambar yang menyeramkan, sekalipun itu hanya khayalan.
Anak-anak yang lebih kecil takut oleh mahluk-mahluk khayalan, yang mereka lihat di buku atau film. Sedangkan anak-anak yang lebih besar tidak takut lagi, sebab mereka tahu mahluk itu tidak nyata. Tiap-tiap anak takut pada hal yang berbeda.
Umumnya, reaksi anak-anak terhadap rangsangan menakutkan di film adalah mulai gemetar atau menangis. Lalu, malamnya tidak dapat tidur. Saat tidur pun, mereka mengalami mimpi buruk. Bahkan efek samping terburuk adalah kehilangan nafsu makan.
Budaya Sensor Mandiri
Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun menyukai film horor. Untuk mereka, film horor menyenangkan.
Karena itu, pilihlah film-film horor yang sesuai dengan umur anak. Caranya dapat dengan melihat resensi atau deskripsi film di Google.
Umur 5 hingga 8 tahun, anak-anak belum dapat membedakan fantasi dan kenyataan. Mereka cenderung percaya apa yang mereka lihat.
Di usia ini, orang tua perlu mendampingi anak menonton. Sambil menunjukkan perbedaan fantasi dan kenyataan. Misalnya monster, alien, zombie, atau kerangka manusia yang berjalan.