Requiring your kids to do chores on a regular basis may be associated with them having better academic performance and problem-solving skills, according to new research from La Trobe University.
Mengharuskan anak-anak Anda untuk melakukan tugas-tugas secara teratur dapat dikaitkan dengan mereka memiliki kinerja akademik yang lebih baik dan keterampilan memecahkan masalah, menurut penelitian baru dari La Trobe University.
Saya melihat korelasi antara hasil penelitian tersebut dengan pola asuh yang saya terapkan di rumah. Memang benar, anak yang terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga akan memiliki kemampuan memecahkan masalah.
Di sisi lain, anak juga mempergunakan kemampuan memecahkan masalah dalam kegiatan akademik. Misalnya saja, menjawab soal matematika.
Kegiatan belajar di rumah putri kecil hanya fokus pada pelajaran agama, matematika, science, bahasa Inggris, dan membaca. Sedangkan ektsrakurikulernya adalah wirausaha.
Jam pelajaran akademis hanya 2 hingga 3 jam per hari. Sedangkan jam ekstrakurikuler berkisar 1 hingga 1,5 jam setiap hari.
Dengan jadwal putri kecil yang agak longgar, saya mengharuskan dia melakukan pekerjaan rumah. Contohnya seperti menyapu, mengepel, meletakkan baju-baju kotor di kamar belakang, dan membuang pampers-nya ke tempat sampah.
Putri kecil memilih pet walk (mengajak jalan anjing) sebagai ektsrakurikuler wirausaha. Maka, dia melakukan olah raga jalan kaki sambil membawa jalan anjing. Dan dia mendapatkan upah dari para pelanggannya.
Kegiatan ini sudah dilakukan putri kecil selama 2 tahun. Dan dari waktu ke waktu, saya melihat suatu progres yang menarik, di mana hasilnya sesuai dengan hasil dari penelitian La Trobe University.
***
Saat anak melakukan pekerjaan rumah, otaknya menangkap banyak informasi. Dia juga belajar untuk berkonsentrasi pada tugas.
Dan jika ada lebih dari satu tugas yang harus dilakukan anak, maka otak anak dilatih untuk berpindah fokus dari satu tugas ke tugas lainnya.