Lihat ke Halaman Asli

Lilia Gandjar

TERVERIFIKASI

Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Diperbarui: 24 Juli 2020   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi | Freepik.com


Wajar Jika Kasus Covid-19 Bertambah

Setelah Pelonggaran PSBB, jumlah penderita Covid-19 bertambah, bukannya berkurang. Hal ini pun dialami sejumlah negara setelah mereka melepaskan status lockdown.

Bertambahnya jumlah kasus Covid-19 setelah orang-orang kembali bekerja adalah hal yang wajar. Perubahan kondisi mengharuskan seseorang untuk beradaptasi.

Sumber energi hidup terbesar manusia adalah jiwa dan roh, yaitu 80%. Sedangkan tubuh manusia hanya menyokong 20% energi hidup.

Guncangan pada jiwa dan roh, akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Apalagi jika sehari-hari tubuh tidak menerima asupan nutrisi yang diperlukan. Inilah yang membuat seseorang mudah terjangkit Covid-19.

Riak-riak atau gelombang yang dapat menguncang jiwa dapat berupa tekanan hidup, beban kerja, polusi, ritme hidup yang tiba-tiba berubah, berita Covid-19 yang menakutkan, dan lainnya.

Ditambah dengan cuaca yang panas dan berdebu, hal ini mengharuskan tubuh untuk beradaptasi. Udara panas akan memberikan sensasi pada kulit atau tubuh. Sebab sistem kerja tubuh adalah berusaha mengimbangi keadaan di sekelilingnya.

Baca: Mengintegrasikan Meditasi dalam Aktivitas Sehari-hari

BacaAyo, Isi Energi Tubuh dengan Self-care!

Melandaikan Kurva Kasus Covid-19

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, berpendapat bahwa kurva dapat melandai dengan cara:

  1. Menguatkan strategi tes, tracing, dan isolasi.
  2. Masyarakat harus mematuhi protokol kesehatan: masker, jaga jarak, mencuci tangan
  3. Ilmuwan dan akademisi memberi saran dan peringatan berbasis data dan ilmu pengetahuan sehingga publik diajar berpikir dan berargumentasi
  4. Keterlibatan masyarakat sipil sebagai inisiator

Sedangkan dari dunia medis, ada berita gembira. Sinovac bekerja sama dengan Perusahaan BUMN PT Bio Farma. Dan di bulan Agustus 2020 uji klinis vaksin yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd akan dilakukan di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline