Lihat ke Halaman Asli

Lilia Gandjar

TERVERIFIKASI

Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

"New Normal", Jauh Lebih Baik

Diperbarui: 13 Mei 2020   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.shutterstock.com

Topik hangat saat ini adalah 'New Normal'. Suatu normal baru yang lahir akibat mengganasnya Coronavirus. Dimana New Normal menawarkan pilihan-pilihan gaya hidup yang baru, seperti Belajar Online, Work From Home, Online Delivery, hingga Online Shopping

Inti dari gaya hidup New Normal adalah mengutamakan teknologi. Internet dipakai untuk memudahkan kehidupan. Segala hal diatur melalui internet.

Work From Home -WFH- akan menjadi gaya hidup baru dan dapat tetap bertahan di masa depan.

Ada kemungkinan WFH tetap menjadi pilihan permanen di masa depan. Sebab, meskipun sedang menghadapi krisis global, produktivitas pekerja WFH jauh lebih baik. Hal ini berpengaruh terhadap meningkatnya kepuasan kerja. Yang mana, berpengaruh pula terhadap perusahaan. Dengan adanya WFH, ada biaya-biaya yang dapat dihemat, seperti sewa gedung, pengeluaran untuk peralatan kerja, dan beban keuangan lainnya.

Laporan Global Workplace Analytics mengatakan sebesar $11,000 dapat dihemat dengan mengubah kantor fisik menjadi kantor virtual. Itu adalah jumlah yang cukup signifikan untuk dihemat. Berdasarkan data ini, WFH akan menjadi trend kerja di masa depan.

Pertanyaannya sekarang, apakah WFH adalah alternatif yang ideal? Laurel Farrer dalam Forbes mengatakan, "work is somewhere you go, not something you do". Kesuksesan seseorang tidak tergantung pada lokasi. Sehingga kita pun tidak dapat mengatakan bahwa WFH adalah solusi yang terbaik.

Tahun 2019, OwlLabs mempromosikan Work from Anywhere. Lokasi bukan masalah dalam bekerja. Menurut mereka, kita tidak perlu ada di suatu tempat yang spesifik untuk melakukan suatu pekerjaan. Beberapa hari kita dapat bekerja di kantor, di hari lain di ruang pertemuan, perpustakaan, atau ruang keluarga di rumah. Intinya, bukan masalah tempat bekerja, tapi kita dipercaya dan dapat menunjukkan performa kerja yang terbaik.

Permasalahannya sekarang adalah bagaimana kita akan bekerja setelah PSBB ini berakhir. Apa saja yang telah kita pelajari semasa PSBB. Hal-hal positif apa yang akan kita adopsi untuk masa depan.

Laurel Farrer, seorang ahli dalam bidang remote work, menjabarkan tiga perbedaan mendasar antara dinamika kerja tradisional dengan dinamika kerja moderen di era pandemi. Pertama mengenai kemudahan akses tempat kerja. Kedua tentang komunikasi. Ketiga mengenai produktivitas. Ketiga elemen itulah yang menjelaskan dan memungkinkan adanya WFH.

Kemudahan Akses Tempat Kerja

Manajemen informasi menggunakan software memudahkan akses kerja. Seluruh pegawai memiliki hak akses yang sama terhadap dokumen dan kelengkapan informasi kerja. Dimana akses tanpa hambatan memungkinkan terciptanya kesinambungan bisnis.

Komunikasi

WFH memberikan kebebasan tempat dan waktu untuk bekerja. Pegawai dapat fleksibel mengendalikan waktu kerja, jadwal meeting, waktu istirahat, ataupun waktu keluarga. Dimana komunikasi dapat dilakukan dengan email, Zoom, Google Doc, WA, dan rekaman video. Sehingga tercipta komunikasi yang dinamis dan transparan. Informasi mengalir terus menerus tanpa batas.

Produktivitas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline