Untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional, saya menjelahi Kompasiana. Ada banyak penulis yang menulis artikel bertemakan pendidikan. Artikel-artikel itu kurang lebih isinya sama, kritikan, saran dan opini mengenai pendidikan di Indonesia.
Ada satu artikel yang menarik di tanggal 2 Mei 2020. Ketika penulis lain membahas tentang pendidikan, Bobby membahas tentang Buku. Lebih menarik lagi, yang penulis ini angkat adalah ketersediaan buku dalam bahasa daerah.
Membaca adalah kegiatan yang mendatangkan banyak keuntungan, yaitu:
- menambah pengetahuan,
- membuka wawasan terhadap hal-hal baru,
- memperbanyak perbendaharaan kata,
- mengasah bakat linguistik,
- melatih otak untuk melihat masalah dari berbagai perspektif,
- meningkatkan keahlian untuk memahami pesan yang terkandung dalam sebuah tulisan.
Seni membaca yang baik bukan berhenti pada halaman terakhir, tetapi proses yang berlangsung setelah membaca. Bagaimana pesan positif yang ada pada bacaan tersebut diteruskan kepada banyak orang. Atau bagaimana menyelesaikan masalah dengan menggunakan ilmu yang ada pada bacaan tersebut.
Seni membaca diperlukan untuk belajar juga bekerja.
Untuk proses belajar online, siswa dituntut untuk lebih aktif. Mereka harus mencari bahan bacaan untuk mendukung pelajaran. Karena itulah perlu mengasah keahlian membaca. Maksudnya agar mampu menangkap isi bacaan dengan minimnya bantuan dari guru.
Bekerja pun tidak lepas dari kegiatan membaca. Bahkan tuntutannya bukan hanya keahlian membaca, tapi menganalisa bacaan tersebut. Contohnya membaca laporan kegiatan atau laporan keuangan, selain harus memahami apa yang dilaporkan, pembaca juga harus mampu menangkap realita di balik laporan itu.
Menanamkan budaya membaca sejak dini akan melatih anak untuk terampil membaca. Dimulai dengan menyukai buku, lama-lama anak akan terbiasa membaca. Perlahan-lahan mereka akan mempelajari isi buku dan melontarkan ribuan pertanyaan. Hingga akhirnya mereka mampu membaca mandiri.
Anak-anak yang senang membaca memiliki banyak kosakata untuk berkomunikasi. Mereka jadi lebih mampu menyampaikan perasaannya, baik secara lisan atau tertulis. Hasilnya adalah anak menjadi lebih bahagia dan sehat. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H