Lihat ke Halaman Asli

Lili Rahmawati

Universitas Muhammadiyah Magelang

Pendidikan Karakter di Era Digital

Diperbarui: 5 Juli 2022   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah suatu yang sangat penting dalam pertumbuhan seseorang. Pendidikan digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan seseorang melalui bentuk pengajaran, pelatihan, ataupun penelitian. Tujuan dari pendidikan sendiri adalah menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter agar mampu memiliki pandangan yang luas terhadap dunia dan perkembangannya.

Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia yang berkarakter. Maksudnya karakter dalam hal watak, sifat, perilaku, dan kepribadian individu itu sendiri. Jadi pendidikan karakter adalah pengajaran yang dilakukan untuk menekankan nilai-nilai yang membentuk kepribadian. Dengan kata lain mengajarkan individu dalam hal keterampilan untuk berfikir dan kebiasaan berupa perilaku, watak, atau sifat yang membentuk individu berkualitas.

Era digital yang dicirikan dengan meningkatnya kecepatan perputaran pengetahuan dalam hal teknologi. Meningkatnya keterampilan terknologi dan internet memberi tantangan dilingkungan masyarakat bahkan dalam dunia pendidikan. Di mana di dalam pendidikan siswa dapat mudah terhubung dengan guru melalui media zoom meski berbeda tempat dan terpaut jarak yang jauh. Jadi teknologi dapat mengatasi masalah jarak geografis pendidikan.

Ada beberapa permasalahan atau kendala yang terjadi dalam era digital ini yaitu:

  • Kurangnya respon guru terhadap perkembangan teknologi
    • Dalam dunia pendidikan, respons guru terhadap perkembangan teknologi juga jadi permasalahan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaksiapan guru dalam menghadapi era digital. Menurut penelitian, di mana guru yang berusia 50an tahun keatas kurang terlatih dalam pembelajaran digital, sehingga perlu usaha keras untuk mempelajarinya. Guru yang berusia 40an tahun sudah sedikit familiar dengan peralatan digital sehingga akan lebih mudah untuk menyesuaikan perkembangan dalam pembelajaran digital. Sedangkan guru yang berusia 30an tahun dapat dengan mudah dan lancar dalam melakukan pembelajaran digital.
  • Sulitnya mengamalkan norma atau nilai-nilai hidup bermasyarakat dalam lingkungan virtual
    • Perkembangan karakter secara digital mendorong perkembangan keterampilan seperti keterampilan komunikasi, kolaporasi, sosialisasi, dan meningkatkan prestasi serta motivasi individu. Jika perkembangan digital memudahkan dalam pembelajaran jarak jauh yang hanya bertatapan muka melalui media zoom maka ini terdapat sisi negarifnya. Dimana sosialisasi merupakan masalah yang sering dihadapi karena dalam pembelajaran umum peserta didik diharapkan belajar bagaimana berkolaborasi dengan orang lain dan mengamalkan norma dan nilai-nilai yang dipelajari di sekolahan untuk hidup dalam permasyarakat. Tapi dalam pembelajaran digital, siswa kurang mengamalkan pembelajaran norma dan nilai-nilai dalam hidup bermasyarakat karena lingkungan belajar yang virtual. Lingkungan yang virtual juga berpengaruh pada pertemanan, di mana lingkungan virtual membuat individu memiliki lebih sedikit teman dan sedikit kontak muka dengan orang lain. Di sisi lain pembelajaran karakter secara digital juga membuat sedikit kesempatan untuk berempati dengan orang lain.
  • Karakter individu yang lemah dalam menghadapi era digital
    • Di era digital ini, pendidikan karakter bagi setiap individu sangat penting. Teknologi yang canggih dan serba instan tentu saja menjadi godaan. Jika individu tidak memiliki karakter yang kuat maka perkembangan teknologi akan membuat dilema dan menyeret kedampak yang negatif. Perkembangan zaman juga akan mempengarui kepribadiaan dan emosional suatu individu. Jadi pendidikan karakter dibutuhkan untuk dapat membentuk karakter seseorang yang dapat memiliki sifat pilah-pilih dalam menerima setiap perubahan.
  • Sering terjadinya cyberbullying dan pelanggaran hak cipta
    • Inovasi teknologi bergerak sanggat cepat membuat permasalahan digital dan internet tidak dapat terkendalikan. Permasalahan lain dari perkembangan teknologi adalah cyberbullying dan pelanggaran hak cipta. Cyberbullying adalah perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Dengan Pendidikan karakter kita diajarkan bagaimana berempati, mengontrol diri dimana berfikir sebelum bertindak, menghormati orang lain, toleransi, dan bagaimana melakukan orang lain dengan baik serta berperilaku adil.
    • Pendidikan karakter dalam permasalahan digital pelanggaran hak cipta ini mengajarkan individu untuk menghormati dan menghargai terhadap hasil karya orang lain seperti menghormatan karya tulis orang lain, buku, musik, dan karya seni lainnya. Jangan menggunakan, ide, kata-kata, tulisan, atau karya orang lain dengan mengganggap seolah-oleh itu merupakan milik sendiri. Tindakan yang menganggap karya orang lain tersebut merupakan bentuk pelanggaran hak cipta. Jadi hargailah dan hormati karya orang lain.
  • Overdosis informasi
    • Informasi yang berlebihan juga tidak baik. Dampak dari overdosis informasi akan berpengaruh pada kemampuan seseorang untuk mencerna informasi. Di era digital ini yang semakin cepat, semua informasi yang masuk kepada kita tidak memiliki filter. Tetapi filter itu berasal dari diri kita sendiri, dimana kita harus lebih selektif dalam memilih informasi apa saja yang baik dan tidak untuk diketahui. Maka dengan pendidikan karakter kita dapat mengurangi bahkan mencegah overdosis informasi. Informasi negatif yang dapat kita cegah itu seperti komentar-komentar kotor, kasar, dan kurang bijak.

Pendidikan karakter di era digital juga diperlukan untuk membentuk individu yang menghargai sesama, menjadi pribadi yang adil dan tidak membeda-bedakan serta membanding-bandingkan orang lain. Ketika seseorang dianggap memiliki karakter yang baik, maka ia akan memiliki kepercayaan untuk dapat diandalkan.

Perkembangan digital bisa dikatakan berkembang begitu pesat. Dilihat dalam hitungan jam bahkan detik saja akan ada informasi baru yang dapat masuk. Jika tidak memiliki benteng berupa pendidikan karakter, kita mungkin akan sulit untuk membatasi diri dalam mengkap informasi. Karena tidak semua informasi yang masuk kepada kita bersifat positif, ada juga yang berdampak negatif bagi diri kita. Jadi pendidikan karakter akan menjadi benteng untuk menahan diri agar tidak menggali lebih dalam lagi informasi yang mungkin sifatnya negatif. 

Pendidikan karakter juga akan menjadi benteng agar individu dapat dengan bijak dan cerdas menghadapi perkembangan digital. Karena jika kita lihat, masih banyak masyarakat apalagi anak yang masih remaja mengalami kesalahan dalam mengkap informasi.

Jika sejak dini anak-anak sudah dikenalkan dengan pendidikan karakter itu akan memudahkan anak dalam mengetahui jati diri dan meningkatkan jiwa nasionalisme mereka. Di mana anak akan jadi lebih tahu mana informasi yang emang boleh diterima dan mana informasi yang tidak boleh diterima.

Jadi dapat disimpulkan pendidikan karakter dilakukan untuk membentengi atau menahan diri dari informasi-informasi yang sifatnya negatif bagi kita. Jadilah pengguna yang bijak di era digital ini. Manfaatkan teknologi digital dengan sebaik-baiknya dan gunakan dengan tujuan yang baik pula agar menimbulkan dampak yang baik kedepannya bagi kita.

Oleh: Lili Rahmawati, dari Universitas Muhammadiyah Magelang, Email : lilirahmawati0106@gmail.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline