Belum genap sebulan saya aplot review ringan seputar hape soner saya yang saat ini berumur tiga bulanan, sekarang saya pengen ‘curhat’ seputar hape imut saya ini. Well, sebenarnya ketika menulis review dulu itu, saya belum mengungkap semuanya, baik kelebihan maupun kekurangannya. Baiklah, anggap saja ini tulisan seri kedua seputar Soner Elm saya.
Yang pertama ingin saya tulis adalah yang pertama membuat saya jengkel. Meski berbentuk slim nan mungil, Elm ini sudah ditanamkan wifi dengan kecepatan HSDPA 7,2 Mbps, dan HSUPA 2 Mbps. Pengalaman saya unggah unduh dengan ponsel ini bisa dikatakan cukup mulus. Saking mulusnya hingga ketika hubungan hotspot putus, secara langsung koneksi berubah menjadi gprs. Bisa dibayangkan jika saya sedang browsing saya sana sini, tanpa memperhatikan tanda wifi yang mati berganti dengan gambar dunia berputar2 di sebalah kanan atas, berapa rupiah yang tiba2 kesedot. Pengalaman terpahit adalah ketika saya sedang membuka dan membaca blog di multiply dengan tampilan bukan mobile, saya baru nyadar jika hotpsot setempat sudah putus. Secara tergopoh saya matikan koneksi. Tetapi ternyata sudah terlambat. Pulsa yang tadinya masih 5000an, dengan sadis sudah tersedot menjadi 174 rupiah. Huhuhuhu… cerdas tapi sadis.
Dari lima soner yang pernah saya punya, Elm ini mempunyai kekurangan yang sangat mencolok yaitu pada tampilan setelah screen saver on. Hampir sama dengan W960i yang pernah saya punya, pada tampilan off-nya, tampilan jam sama sekali tidak muncul. Saya sudah berusaha mencoba mencari menu-nya, baik di setting, atau berganti theme, hingga saya bawa di Soner center, tetap saja tidak bisa muncul tampilan jam yang bisa sangat membantu saya yang tidak mempunyai jam tangan. Begitu pula ketika ada sms masuk, tampilan amplop, ataupun sinar menyala di bagian sebelah mana, sama sekali tak terlihat. Terpaksa, saya harus on off kan hanya untuk mengecek apakah ada sms/ miscall yang masuk.
Kamera berkekuatan 5 MP juga ternyata tidak selamanya mewah (buat saya). Well, saya terkadang mengaambil salah satu murid nakal yang sedang in action dengan kenakalannya. Tentu saja saya bisa melakukannya secara diam diam. 5 MP milik soner Elm ini tidak bisa diajak kerja sama dengan baik karena ia tidak mendukung zoom in zoom out. Untuk rekam video sih dia sangaat jernih dan mendukung zoom in zoom out dengan kualitas gambar lumayan. Sayangnya, saya lebih sering menggunakannya sebagai kamera dan bukan sebagai video recorder.
Wel,, sepertinya itu saja curhat saya seputar soner Elm saya ini. Sayang beribu sayang memang. Kekurangannya sebenaarnya cukup trivial, tapi cukup mengganggu saya sebagai pecinta soner. Ada yang mau nambahin? Janganlah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H