Sempat viral bahwa masyarakat kelahiran tahun 90-an berperan sebagai partisipan terbanyak dalam penurunan angka pernikahan di Indonesia. Pasalnya, banyak sekali masyarakat tahun 90-an yang sampai saat ini, tercatat masih asyik mendaki gunung, traveling, dan sebagainya.
Penurunan angka pernikahan tersebut masih berlaku sebagai fenomena besar dalam beberapa tahun terakhir. Karena justru yang banyak berlalu-lalang memegang buku hijau di media sosial hanya warga kelahiran 2000-an.
Lalu ke mana masyarakat era 90-an?
Menurut kesaksian beberapa partisipan dalam fenomena turunnya angka pernikahan di Indonesia, mereka mengaku hal tersebut bukanlah suatu hal yang disengaja. Selain memang belum waktunya, mereka memiliki alasan lain mengapa memilih menunda menikah atau bahkan beberapa tercatat tidak ingin menikah.
Apakah alasan tersebut?
1. Takut mendapatkan pasangan yang salah.
Ketakutan untuk menikah muncul sebab beberapa faktor, di antaranya adalah sebab warga net di media sosial yang menceritakan pengalaman pernikahan yang membuat trauma karena memiliki pasangan yang tidak tepat.
2. Masih ingin bebas.
Sebagian orang menyukai bereksplorasi ke berbagai tempat di Indonesia atau bahkan di dunia. Alasan tersebut muncul karena mereka melihat realita bahwa sebagian pasangan strict terhadap pasangannya. Sehingga mereka tidak memiliki kebebasan seperti saat sebelum menikah.
3. Fokus berkarir