Lihat ke Halaman Asli

Fakta di Balik Pembentukan Zionisme

Diperbarui: 11 Oktober 2024   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa artikel di internet sudah banyak yang mendeskripsikan Theodore Herzl dengan biodata yang cukup lengkap. Kapan dan dimana kelahirannya. Berapa lama masa hidupnya. Bagaimana pendidikan dan karirnya. Bagaimana ia mencetuskan gagasan untuk membuat negara Yahudi dan akhirnya terciptalah organisasi Zionisme.

Ada yang menyebutkan bahwa tujuannya membuat negara Yahudi karena ingin menyelamatkan bangsa Yahudi dari penindasan anti-Semitisme (anti-Yahudi) di Eropa. Dan ada yang menyebutkan bahwa ia ingin membebaskan bangsa Yahudi dengan pembaptisan secara masal. Terdengar seperti pahlawan, bukan?. Tapi apa benar seperti itu?

Dalam buku Yahudi, Tuhan, Dan Sejarah karangan Max Isaac Dimont - seorang sejarawan Yahudi - menceritakan bahwa Theodore Herzl adalah anak manja dari keluarga Yahudi kaya yang sudah setengah terasimilasi di Budapest. Ia dibesarkan dengan kemewahan dan kebudayaan Jerman, serta sangat lengket dengan ibunya. Teman bermain semasa kecilnya hanya saudara perempuannya. Bahkan buku ini menyebutkan bahwa Theodore Herzl adalah pengarang komedi kamar tidur tentang para istri yang suka selingkuh dan para suami yang sangat menerima apa adanya.

Lantas, bagaimana orang yang begitu 'lucu' menjadi tokoh pendiri Zionisme?

Ketika meletusnya skandal Dreyfus Affair - seorang perwira artileri Prancis keturunan Yahudi yang dituduh pengkhianat - Theodore Herzl dikirim ke Prancis untuk meliput kasus tersebut. Kejadian itu membuat orang-orang Prancis terbagi menjadi dua kubu. Kubu yang pro dengan Dreyfus dan kubu yang kontra. Artinya, tidak semua orang Prancis mengimani anti-Semitisme. Tetapi justru disitulah pertama kali ia sadar tentang keberadaan anti-Semitisme, dan merasa terancam karena keturunan Yahudi. Bukankah kesimpulannya ia hanya fokus pada sebagian orang Prancis yang mengimani anti-Semitisme?.

Lucunya, ia bahkan sampai menimbang-nimbang untuk dibaptis agar tidak dicap Yahudi. Padahal, di Prancis hanya sedang meliput. Tidak tinggal di negara itu, dan tidak mendapat gangguan apapun. Tidak ada yang tahu ia keturunan Yahudi. Ia hanya wartawan. Dan saat mengetahui bahwa anti-Semitisme berasal dari struktur sosial, ia sadar bahwa keselamatan pribadi tidak dapat diperoleh melalui pembaptisan. Mari ulangi, keselamatan pribadi!. Artinya, ia hanya memikirkan dirinya sendiri.

Dimana letak kepahlawanan itu?

Lalu di tengah ketakutannya mengingat sebagian teriakan orang Prancis yang bukan tertuju untuknya, ia menulis buku Der Judenstaat (Negara Yahudi). Dirilis tahun 1896 M di Leipzig dan Wina, kota di Jerman. Isinya uraian cita-cita Zionis tentang kerinduan kembali ke Zion (Yerussalem), yang akhirnya berubah menjadi tenaga politik yaitu kembali ke Palestina.

Boleh jadi, berdirinya negara Yahudi menyelamatkan bangsa Yahudi dari penindasan anti-Semitisme. Tapi alasan Theodore Herzl mengusungkan ide tersebut hanya karena merasa terancam sebagai keturunan Yahudi, padahal ia tidak diintimidasi. Bahkan orang-orang memuji ketampanannya hingga menganggap potretnya seperti tidak nyata. Ia hanya melihat skandal Dreyfus dan penindasan sebagian orang Yahudi Prancis. Lalu ketakutan. Dan muncul ide untuk membuat Negara Yahudi. Akhirnya terciptalah organisasi Zionisme.

Seandainya memang benar-benar ingin menyelamatkan bangsa Yahudi, bagaimana dengan penduduk Palestina? Bukankah mereka dibantai bersama saat perang salib pertama? Atau apakah justru ada kaitannya dengan orang-orang Kristen Eropa keturunan pasukan salibis?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline