Lihat ke Halaman Asli

Kholilatul Ummah

Advokat Perempuan

Puisi | Cerminan

Diperbarui: 17 Agustus 2019   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: kompasina@lilhamka

Senja merayap pelan
mendung menghias perjalanan
ada berjejer kata berhamburan
aku tak mampu menyapamu kecuali dengan diam.

Sebab  kau sedang dibelenggu kebencian
aku memang tak butuh pengakuan
sebab angkuhmu sendiri yang menjadi cerminan
dan aku hanya berperan kembali memantulkan.

Jika mau mendapatkan penghormatan
tunjukkan sikap layak dalam penerimaan
kacamata yang kau pakai bisa kotor
ditempeli debu jalanan yang kelam.

Jangan salahkan mereka yang terlihat buruk
sebab kaca matamulah yang harus dibersihkan
agar pandanganmu jernih menemukan terang
kata, kalimat adalah duta hati yang nyata.

Bibir, tangan boleh saja berdebat membela
untuk merasa benar dengan sempurna
tapi poci mengeluarkan teh berarti isinya teh
bila tertuang air putih memanglah poci berisi air putih.

Maka periksalah kata dan kalimat yang kau pilih
agar saat keluar menjadi ungkapan penuh kasih
menularkan energi positif yang penuh makna cinta.

Mendamaikan jiwa dimanapun berada
hingga kapan saja saat terdengar terbaca.

Malang, 17 Agustus 2019

@lila17

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline