Senja merayap pelan
mendung menghias perjalanan
ada berjejer kata berhamburan
aku tak mampu menyapamu kecuali dengan diam.
Sebab kau sedang dibelenggu kebencian
aku memang tak butuh pengakuan
sebab angkuhmu sendiri yang menjadi cerminan
dan aku hanya berperan kembali memantulkan.
Jika mau mendapatkan penghormatan
tunjukkan sikap layak dalam penerimaan
kacamata yang kau pakai bisa kotor
ditempeli debu jalanan yang kelam.
Jangan salahkan mereka yang terlihat buruk
sebab kaca matamulah yang harus dibersihkan
agar pandanganmu jernih menemukan terang
kata, kalimat adalah duta hati yang nyata.
Bibir, tangan boleh saja berdebat membela
untuk merasa benar dengan sempurna
tapi poci mengeluarkan teh berarti isinya teh
bila tertuang air putih memanglah poci berisi air putih.
Maka periksalah kata dan kalimat yang kau pilih
agar saat keluar menjadi ungkapan penuh kasih
menularkan energi positif yang penuh makna cinta.
Mendamaikan jiwa dimanapun berada
hingga kapan saja saat terdengar terbaca.
Malang, 17 Agustus 2019
@lila17
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H