JAVIER Aldemar Zanetti, seorang legenda hidup dan pesepakbola aktif di klub Inter Milan-Italia. Lahir di Buenos Aires, 10 Agustus 1973, ia dibesarkan oleh ayahnya seorang kuli bangunan. Diawali bermain sepakbola untuk mengisi waktu luang, pemain dengan tinggi 178 cm dan berat 75 kg ini dikenal memiliki fisik dan ketahanan tubuh yang prima. Inilah yang membuat dia mencatatkan rekor bermain lebih dari 1000 caps. Terbanyak ke 3 di dunia dibawah Legenda Brasil Pele dan Kiper Kharismatik Inggris Peter Shilton. Begitupun di di level timnas, penampilannya terbanyak di Timnas Argentina dengan 145 caps dan menjadi pemain
[caption id="" align="aligncenter" width="496" caption="sumber : http://static.goal.com/143500/143597_heroa.jpg"][/caption] aktif dengan caps terbanyak timnas kedua di dunia di bawah Ahmed Hassan (Mesir). Ini menjadi catatan istimewa mengingat banyaknya pemain bagus yang bersaing masuk timnas Argentina.
Selama karirnya Zanetti hanya membela 3 klub. Memulai karir profesionalnya pada umur 19 tahun di klub divisi dua Talleres-Argentina, tiga tahun kemudian pemain yang dikenal dengan Julukan Il Capitano (si Kapten) ini hijrah ke Internazionale Milan sebagai pembelian pertama dan tersukses dari Massimo Morrati. Di Klub berseragam biru hitam inilah pemain serba bisa ini menabiskan dirinya sebagai pemain asing paling sukses di Italia. Jumlah penampilannya di seri A hanya bisa dikalahkan legenda AC Milan, Paolo Maldini. Konsistensi, prima, serba bisa dan terpercaya membuat Zanetti dipercaya mengenakan ban kapten, menggantikan Legenda Italia dan Inter Milan, Gioseppe Bergomi.
Sebagai Kapten Klub berjuluk La Beneamata (Sang Kekasih) ini, Zanetti menunjukan ia pantas dikasihi dan dikenang para fans. Ia menjadi pemain yang memegang rekor sebagai pemain yang paling sering tampil membela Inter yaitu sebanyak 858 kali. Pemain yang sanggup menggunakan 2 kaki sama baiknya ini aslinya adalah bek kanan tapi juga mampu bermain di 4 posisi berbeda. Walau lebih banyak bermain di arena pertahanan, ia juga mampu mencetak 21 gol sepanjang karirnya. Kualitas Fisik/stamina, ketahanan, kecepatan dan kemampuannya membuat pemain ini berjuluk El Tractor (Si Traktor). Kualitas dan karakter pemilik wajah awet muda ini yang mampu memimpin timnya meraih berbagai tropi di level domestik, eropa maupun dunia.
Karakter Pemimpin
Kualitas kepemimpinan Zanetti tidak diragukan lagi. Ia mampu membagi visi dan motivasi pada teman-temannya. Sebagai seorang yang tenang, Zanetti sangat dihormati teman-temannya di lapangan termasuk para fans. Semangat sang Kapten ini menjadi ciri khasnya ini terlihat ketika membawa Inter menjuarai Liga Champion 2009-2010 dengan mengalahkan para juara liga-liga top Eropa. Sebut saja CSKA Moskow, Chelsea, Bayer Munchen termasuk Raja Eropa Barcelona yang menyapu semua gelar yang diikuti di musim sebelumnya. Kualitas kepemimpinan inilah yang mengantarkan Inter Milan sebagai satu-satunya klub Italia yang berhasil menyabet Treable Winner yaitu juara Liga Italia, Piala Italia dan Juara Eropa pada periode tersebut.
[caption id="" align="aligncenter" width="389" caption="sumber : http://alvanalvian.files.wordpress.com/2011/08/javier-zanetti-by-chris-brunskill.jpg"]
[/caption]
Sebagai kapten yang membawa Inter merengkung 15 piala di berbagai ajang, Zanetti memiliki integritas yang dikagumi baik di dalam maupun di luar lapangan. Walau tidak sebersih Gary Lineker yang tidak pernah mendapat kartu kuning maupun merah sepanjang karirnya, tapi bagi Zanetti dengan posisi sebagai bek dan gelandang bertahan di level seri A, dua kartu merah (akumulasi kartu kuning) di lebih dari 1.000 pertandingan itu suatu prestasi yang membanggakan. Apalagi wasit Italia dikenal mudah menyeprit dan memberikan kartu pelanggaran. Walau inter sering dicurangi dalam pertandinganpun tidak membuat dia menjadi meledak-ledak. Pertandingan Inter
Di Luar lapangan, saat para pesepakbola kaya gonta ganti pasangan dan kawin cerai. Ayah 3 anak ini dikenal suami yang setia. Bahkan Ia menikahi istrinya Paula de la Fuente setelah pacaran 7 tahun. Bahkan menjalani hubungan jarak jauh dengan manfaatkan telepon umum. Rumah tangga merekapun jauh dari isu tidak sedap. Suatu hal yang langka mengingat rekannya adalah Gianluca Pangliuca yang mengaku pernah tidur dengan 1000 wanita.
Kesederhanaan seorang pemimpin juga terlihat dalam diri penyandang nomor punggung 4 ini. Gaya rambut belah pinggir yang khas nyaris tidak berubah selama jadi pemain. Kesederhanaannya terlihat ketika ia pertama kali datang latihan di markas Inter. Zanetti datang dengan kantong kresek berisi sepasang sepatu dan beberapa kartu identitas. Ia tidak dikenali para wartawan yang meliput, bahkan penjaga gerbang. Selang beberapa hari setelah perkenalannya di depan wartawan, Inter meminta Zanetti untuk memilih kendaraannya sendiri. Zanetti merasa gugup karena pilihan yang diberikan yaitu mobil-mobil mewah merek terkenal. Akhirnya, Pemain yang dipanggil Pupi ini memilih Mobil BMW bewarna hitam sebagai tunggangannya saat menuju kamp latihan di Appiano. Zanetti sempat konsultasi dengan Bergomi, kapten Inter saat itu. Ia takut teman-temannya berpikir negatif tentangnya. Ketika Zanetti pergi menuju tempat latihan di Appiano dengan mobil barunya, ia begitu terkejut karena sadar mobilnya adalah yang paling jelek di seluruh parkiran mobil para pemain.
Sebagai pemain paling senior dan seorang kapten, Zanetti dekat dengan para pemain. Ini yang membuat tim inter dekat bagai sebuah keluarga yang berisi pemain dari 14 negara yang berbeda. Bahkan pemain asia pertama di Inter Milan, Yuto Nagatomo mendapat penghormatan khusus di lapangan bila mencetak gol. Zanetti selalu merayakan bersama Nagatomo dengan ojighi, yakni membungkuk tanda hormat ala orang Jepang. Keteladanan bagi pemain muda pun diakui pelatih muda Andrea Stramaccioni. Pelatih yang usianya 3 tahun lebih muda dari Zanetti ini bahkan menyebut sang kapten berada satu tingkat diatas manusia biasa. Ia merujuk rahasia Zanetti yaitu datang lebih awal dan pulang paling telat pada sesi latihan serta bermain dengan semangat. Kepemimpinan Zanetti yang menyentuh hati setiap orang juga terlihat dalam kegiatan sosialnya.
Zanetti bersama istrinya mendirikan Pupi Fondation. Yayasan yang berdiri di Argentina ini untuk membantu anak-anak miskin, memberi kesempatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan gizi mereka. Bahkan Zanetti pernah menjadi bagian dalam pertandingan amal dalam proyek Zapatista di Mexico. Petandingan ini untuk menggalang dana untuk membangun sebuah terowongan di desa Zinacantan yang telah dihancurkan oleh kelompok militer, juga untuk mengirim obat-obatan dan membeli ambulan untuk komunitas yang tinggal di daerah perbatasan antara Meksiko dan Guatemala. Sayang, laga ini urung terjadi tapi ini menunjukan bahwa sepakbola menghadirkan kerjasama dan persaudaraan di wilayah yang sedang bertikai.
[caption id="" align="aligncenter" width="454" caption="sumber : http://1-ps.googleusercontent.com/x/www.nst.com.my/w1.nst.com.my/polopoly_fs/1.593315.1399767072!/image/image.jpg_gen/derivatives/landscape_454/image.jpg.pagespeed.ce.s31P7ADLi3.jpg"][/caption]
Kemenangan Inter atas Lazio menjadi pertandingan terakhir Zanetti. Empat gol yang dilesakkan inter mengantar pemilik nomor empat menggantung sepatunya. Zanetti yang bermain selama 38 menit di babak kedua masih memperlihatkan kecepatan dan ketenangannya. Bahkan tidak ragu beradu lari dengan pemain yang setengah umur darinya. Orang-orang baru melihatnya mungkin tidak percaya bahwa pemain ini sudah berumur 4 dasawarsa ini akan pensiun. Malam penuh haru itu meneteskan air mata bagi para Interisti. Semoga inter bisa menemukan lagi pemimpin yang berkarakter seperti Zanetti. Begitupun bangsa Indonesia dapat menemukan seorang yang berkarakter pemimpin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H