Lihat ke Halaman Asli

Holikin

Penulis buku "Asa di Ujung Senja", Pendidikan Karakter ala Syekh Abdul Qodir Al-Jailani", dan "Narasi Cinta"

Obrolan Pagi

Diperbarui: 14 Oktober 2019   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sepanjang hari, matahari tak pernah lelah mengitari. Ia mondar-mandir ke sana ke mari. Lain lagi dengan angin, ia berhembus, bertiup dari dahan ke dahan.

Dulu, aku, ia bertengger ke dalam otakku, dan bertanya: apa warnaku? Aku menggeleng, tak tahu. Setelah berkumpul dengan teman-teman, aku seperti punya tebakan yang siapapun tak bisa menjawabnya; apa warna angin?

Debur ombak mencumbuku. Di hamparan pasir aku melesatkan angan. Di pojok sana, menyembul kokoh batuan Kendung menjulurkan kakinya. Kadang, di atas sana aku dan kawan kawan ngobrol ringan sambil menikmati kecamuk gelombang laut.

"Kin, ayah-ayah kita hebat, ya! Mereka melawan maut, menantang laut!" dengan tatapan tajam, Afnan seperti tak berkedip merasakan ganasnya ombak. "Nan, ayah-ayah kita itu jauh lebih hebat dari Columbus, jauh lebih hebat dari perompak Somalia, bahkan melebihi Laksamana Cheng Ho.."

"Aku seperti tak membayangkan di balik langit sana, gunung-gunung menjulang, bahkan Himalaya seolah sirna.." "Kin, cita-cita kita jauh melebihi Himalaya, seperti ayah-ayah kita yang tak pernah takut menantang laut, menantang maut!"

"Nan, esok kita kangkangi bumi seperti Al-Idrisi mengangkanginya. Berlayar seperti Ibnu Battuta. Kita bikin mesin seperti teknik Banu Musa dan Taqi Al-Din. Kita terbang dengan kedua sayap, melayang-layang di udara. Kamu tahu, Nan? Ibnu Firnas jatuh beberapa kali, sayap dan punggungnya patah.." Afnan diam, sejenak merunduk.

"Nan, kita berjelajah, mengembara ke dasar bulan dengan Al-Zij Al-Hakami Al-Kabir karya Ibnu Yunus. Kita ukur bulat-bulat planet-planet yang centang perenang itu, kita gunanakan rumus matematika Al-Jabar dan Al-Khawarizmi.." "Tapi jangan lupa, kin, kita kembali ke bumi, menggali, di sana Ibnu Hayyan menguak sesuau. Katanya kimia itu hebat."

Senyap, angin menderu. Daun-daun gugur satu-persatu. "Nan, kita bedah jiwa dan raga manusia, Al-Razi dan Ibnu Sina pernah melakukannya. Dan Al-Tabari menemukan sesuatu yang aneh dalam diri manusia. Ia menulis sesuatu rahasia ke dalam Firdaus Al-Hikmah dalam bidang psikologi. Dan Ibnu Khaldun menjelaskan soal sosial-politik, baik untukmu yang ingin jadi DPR."

Pagi larut hilang. Siang membentang terang. "Ingat pula, Kin, fisika itu juga hebat, Ibnu Al-Haytham membuktikannya. Sementara Omar Hayyam menyaksikannya.."

Diam, hening. "Kin, ayuk, pulang! Perutku sudah lapar.." pungkasnya. []

(Holikin, S.Pd.I)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline