Lihat ke Halaman Asli

Malikha Yuwandina

Mahasiswa SV IPB

Atasi Lokus Stunting, Puskesmas Leuwiliang Rutin Lakukan Pembinaan di Tujuh Desa Binaan

Diperbarui: 5 Maret 2020   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerbang

Rabu,  03 Maret 2020 , 09:33  WIB

Puskesmas Leuwiliang

BOGOR -Lokus Stunting merupakan hal yang masih menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Lokus Stunting sendiri adalah kondisi dimana tubuh tidak bertumbuh berdasarkan usia yang seharusnya atau dalam bahasa awamnya 'orang kerdil' . Faktor yang menyebabkan lokus stunting ini adalah kurangnya asupan gizi,ketersediaan air bersih dan pola asupan makan. Dalam kasus lokus stunting, Masih banyak warga Indonesia yang mengabaikan lokus stunting,terutama warga yang tinggal di desa.

Puskesmas-puskesmas di Indonesia turut  membantu dalam penanganan dan juga membantu pencegahan Lokus Stunting ini. Di bogor sendiri terdapat 101 puskesmas yang menangani Lokus stunting, salah satunya adalah Puskesmas leuwiliang. Puskesmas Leuwiliang sudah terakreditasi dan juga sudah BUD. Pada tahun 2017 Puskesmas leuwiliang ini mendapatkan Prestasi tingkat Provinsi. Artinya Puskesmas leuwiliang dapat menganangani pendeerita Lokus Stunting secara baik.

Dalam mencegah lokus stunting yang semakin meningkat di daerah leuwiliang,Puskesmas Leuwiliang bersama dengan apbd, pemda serta provinsi lakukan pembinaan yang berfokus di tujuh desa binaan. Salah satunya adalah desa cibogot yang mendapatkan pembinaan lokus stunting dari puskesmas leuwiliang,apbd,pemda dan juga dari provinsi. Kegiatan ini dilakukan setiap hari,hal ini dilakukan agar dapat mengontrol pertumbuhan lokus stunting pada anak. Selain melakukan pembinaan puskemas leuwiliang juga rutin melakukan penyuluhan makanan bergizi agar dapat mengurangi pertumbuhan lokus stunting di leuwiliang.

Kepala Puskesmas Dokter Dian Nurdiani yang sudah menjabat selama lima tahun lebih mengatakan bahwa banyak faktor yang menyebabkan lokus stunting " Banyak faktor yang menyebabkan lokus stunting,jika sudah dianalisa di situ terlihat bahwa terdapat penyakit penyertanya seperti penyakit flek paru atau saat proses kehamilannya tidak mendapatkan asupan gizi yang seimbang".

Lokus stunting sering kali terjadi pada balita dan hal ini sering terlihat pada saat anak diimunisasi. Kepala puskesmas Leuwiliang Dian Nurdiani Mengatakan "pada saat melakukan imunisasi dari situ kita bisa lihat anak itu mengalami lokus stunting atau tidak,hal ini pula bisa menjadi delik bagi kami, seperti mengukur tinggi badan untuk dua anak yang berusia 5 tahun tetapi memiliki tinggi yang sangat berbeda dan juga dibawah standar,mengapa ini bisa terjadi ternyata saat di analisis  anak yang satunya mengalami lokus stunting yang bisa saja terjadi akibat beberapa faktor penyebab lokus stunting,misalnya kekurangan ekonomi sehingga menyebabkan asupan gizinya berkurang atau bisa saja anak itu sedang melakukan pengobatan rutin karena penyakit tertentu "

Puskesmas leuwiliang juga rutin melakukan follow up terhadap anak yang terkena lokus stunting sebulan sekali. Fungsinya agar dapat mengevaluasi setiap perkembangan anak yang terkena lokus stunting. Selain itu puskesmas leuwiliang selalu memonitor ibu hamil pada saat usia kandungan nol sampai seribu hari dengan memberikan asupan bergizi yaitu menu sehat dan seimbang.hal ini dilakukan agar menghindari cikal bakalnya terkena lokus stunting.

Dalam menangani kasus lokus stunting yang ada di leuwiliang Banprov juga turut membantu puskesmas leuwiliang dalam memberikan penyuluhan makanan bergizi. Makanan bergizi untuk yang mengalami stuntingnya sendiri bisa berupa biskuit susu dan makanan bergizi lainnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline