Siang begitu panas Lilis mengajak Eki jalan jalan keliling Kota. Waktu menunjukkan pukul jam dua belas siang tepat siswa/siswi Sekolah Dasar (SD) pulang. Lilis menyuruh Eki untuk berhenti sejenak di depan gerbang sekolah.
Lima belas menit berlalu seorang gadis cantik sekitar berusia delapan tahun muncul dari dalam sekolah dan duduk di depan gerbang sekolah sedang menunggu jemputan.
"Ki kamu lihat anak kecil yang duduk di depan gerbang?" Tanya Lilis
"Yang mana Lis? Anak kecil yang duduk di situkan banyak? "Tanya Eki balik
"Itu loh Ki, anak perempuan yang rambut pendek"
"Oh itu ya Li. Emang kenapa Lis"
"Ada yang aneh ga sama dia?"
"Iya Lis mirip kamu ya? "
"Iya memang mirip aku. Aku Kan ibunya"
Eki terkekeh "ngaco banget sih kamu Lis"
"Bener Ki! Namanya Aurel dia anak ku Ki, kalau kamu ga percaya ya coba kamu tanya aja. "
Eki keluar dan dari mobil dan menghampiri gadis kecil itu. Sepuluh menit kemudian Eki kembali masuk kedalam mobil
"Gimana Ki? "Tanya Lilis
"Iya sekarang aku percaya Lis" Jawab Eki "tapi kamu kok ga mau ketemu dia sih" Lanjut Eki
"Ga Ki, aku gak mau bau keringat ku yang penuh dosa menyentuh tubuhnya yang suci Ki"
Eki hanya terdiam dan kembali membawa Lilis jalan jalan menyusuri kota.
Setelah menyusuri kota seharian penuh Lilis yang sudah mulai di serang rasa capek kembali mengajak Eki untuk menemaninya minum di sebuah Bar langganannya.
Eki yang mengidap sakit lambung dan mag hanya bisa minum satu dua sloki Lilis mengetahui penyakit Eki. Lilis maklum kalau Eki tidak bisa minum banyak. Kalaupun Eki minum Lilis menyuruhnya untuk berhenti.
Malam semakin larut, Lilis semakin tak sadarkan diri. Botol minuman yang ada di atas meja sudah belasan. Lilis mulai menceritakan semuanya ke Eki
"Ki kamu masih ingat anak kecil yang tadi kita ketemu?"
"Iya Lis, kenapa"
"dua tahun yang lalu lalu Ki saya hamil dan saya tidak tahu ayah dari aurel apakah pacar SMA saya atau guru les kimia saya. Ketika saya hamil mereka tidak mau tanggung jawab.
Karena saya tidak mau membunuh anak yang dalam kandungan saya yang masi suci tidak tau apa apa mereka pergi begitu saja Ki. Sampai sekarang saya tidak tahu mereka dimana.
Setiap hari saya harus menanggung malu mendengar omongan tetangga tentang saya karena saya hamil di luar nikah itu makanya saya memutuskan untuk merantau dan anak Aurel saya titip ke kedua orang tua saya Ki.