Lihat ke Halaman Asli

Rumah "Tentang Rindu dan Pulang"

Diperbarui: 20 April 2021   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: dok. Pribadi penulis

Rumah merupakan tempat ternyaman saat pulang. Bagi aku sebagai anak perantau yang sedang beradu nasib di tanah orang, rumah bukan lagi tentang tempat tetapi tentang seseorang yang selalu menunggu aku pulang.

Lima tahun yang lalu aku harus pamit dari rumah, pergi merantau menimbah ilmu di Kota seberang demi mewujudkan mimpi dan cita citaku sebagai seorang sarjana. Aku pergi dari rumah meninggalkan kedua orang tuaku dan adik perempuanku satu satunya.

Pergi jauh dari rumah meninggalkan keluarga memang rasanya berat sekali untuk melangkahkan kaki tapi mau bagaimana lagi demi mewujudkan masa depan yang entah tidak tahu kapan berakhir aku harus memberanikan diri untuk melangkah maju, apalagi aku seorang laki laki harus berani mengambil keputusan.

Pergi jauh dari rumah bukanlah perkara yang mudah. Bayangkan! semua hal dari yang terkecil sampai yang besar harus dilakukan sendiri. Belum lagi ketika hati  di serang dengan rasa rindu yang mengingatkanku dengan suasana rumah. Tanpa sadar air mataku jatuh ketika aku ingat semua kenangan tentang rumah, "ah.. Sial dasar aku, laki laki lemah. Berani keluar dari rumah tapi tidak terima risiko harus menanggung rindu" Ucapku dalam hati.

Kurang lebih tiga tahun aku tidak pulang karena ada satu dan lain hal yang harus di kerjakan saat liburan tiba, aku hanya bisa menahan rindu dengan orang rumah. Kadang ketika hati belenggu karena di landa rindu aku hanya bisa mendengarkan suara mereka lewat teknologi yang disebut HP walau hanya suara tanpa melihat rupa setidaknya sudah mengobati rasa rinduku.

Bagi seorang perantau seperti diriku rasa rindu itu pasti ada tapi apa boleh buat jarak memisahkan aku dan keluargaku. Aku Hanya bisa menahan rindu dan merekayasa jarak dengan memanfaatkan teknologi komunikasi yang ada untuk mengobati rasa rinduku.

Satu minggu lagi Hari Raya Natal tiba, Sore itu aku aku duduk manis di teras indekost ku sembari melihat dan menikmati senja yang begitu cantik dengan perpaduan warna langit yang sangat serasi. Entah apa yang aku pikirkan saat itu yang jelas pikiranku sudah terbang kemana mana tiba tiba HP yang aku pegang di tangan kanan ku bergetar, aku lihat ada nama kontak IBU di depan layar aku segera menggeser tombol hijau keatas

"Halo.. Nak, apa kabar" Ibu membuka obrolan  kami


"Aku baik baik saja bu. Ibu sama bapak apa kabar" Tanyaku balik


"Ibu sama bapak dan adikmu baik baik saja nak. Nak kamu tidak pulang natalan kali ini? " Seketika aku terdiam sebelum menjawab lagi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline